PENGHUJUNG HARAPAN
1
|
A
|
nisa
dilahirkan dikalangan keluarga yang sangat agamis, Kakeknya adalah seorang
penyebar agama islam dan ibnu sabil. Darah leluhur dari kakeknya adalah seorang
pendiri-pendiri pondok pesantren di Jawa dan masih darah keturunan penyebar
agama islam di Pulau Madura. Jadi dia dibesarkan dikalangan keluarga yang
sangat-sangat agamis dan tidak sedikitpun melenceng dari koridor islamiyah.
Anisa adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Bagus dan
Ibu Rani. Ayah dan ibunya selalu mengajarkan bahwa betapa pentingnya kerukunan,
oleh Karena itu setiap hari keluarga itu selalu melaksanakan apapun dengan
bersama, seperti rutinitas mereka melaksanakan sholat berjamaah dan bersenda
gurau sehingga menghidupkan suasana keluarga yang terpancar damai dan harmonis.
Keluarga adalah harta paling berharga dalam hidup Anisa, baginya hidupnya tak
akan berarti apa-apa tanpa adanya keluarga yang selalu memacu dan memberinya
semangat dalam hal apapun. Walaupun Anisa bukanlah anak bungsu, tapi dia
termasuk anak yang manja kepada ayah ibunya. Tabiatnya sungguh jauh berbeda
dengan tabiat si bungsu, yakni adik perempuannya. Jika adiknya lebih ke gaya
tomboy dan pemberani tapi tidak pada Anisa, ia sungguh feminim dan sedikit
penakut. Keluarga Anisa sungguhlah keluarga yang sangat harmonis, kebersamaan
mereka tak pernah dilalui dengan ketegangan atau keegoisan masing-masing.
Melainkan selalu adanya keharmonisan dan kerukunan dalam hal apapun dan kompak.
Jarang sekali kebersamaan mereka dilalui tanpa adanya kecanda tawaan karena
mereka memang keluarga yang cukup humoris semuanya. Keempat kakak beradik ini
memiliki perangai dan kegemarannya masing-masing. Kakak pertama sangat suka
sekali dalam hal bongkar membongkar. Dari kecil saja dia sudah suka bongkar
membongkar sebagian besar perkakas yang ada di rumah. Dia sangat suka dunia
mekanik dan mesin. Dia kini adalah seorang mekanis handal dan membuka bengkel
besar. Kakaknya yang kedua sangat hobi sekali menonton berita, dia sangat suka
sekali mengarang suatu karangan. Dia sekarang adalah seorang jurnalis di salah
satu surat kabar. Sedangkan adik perempuannya sangat suka sekali dunia olahraga,
dia sudah sering sekali mengikuti ajang-ajang pecan olahraga selama di sekolah.
Dan telah memenangkan beberapa trofi penghargaan. Dari tiga saudaranya, hanya
Anisa lah yang sangat menyukai dunia seni dan sastra. Anisa sangat suka kali
menggambar dan menulis karangan, ketika ia bosan maka ia akan menggambar.
Karena dengan menggambar menurutnya dapat menghilangkan kebosanan dengan
sendirinya karena emosi yang terluap mengalihkan itu semua. Selain itu, Anisa
juga gemar sekali membuat karangan, misalnya seperti puisi, cerpen dan lainnya.
Jika ia ada masalah atau apapun ia meluapkannya dalam bentuk tulisan, dan
tulisan-tulisan itu terdengar indah dan tertuang dengan sendirinya sesuai kata
hatinya sehingga tertulis sedemikian rupa. Bakat-bakat seperti itu memang sudah
dibawanya sejak lama, sejak dia masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak saja ia
sudah menyukai hal-hal semacam itu, terutama dalam hal menggambar dan mewarnai.
Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar, Anisa mengikuti ajang perlombaan
menggambar dan mewarnai tingkat nasional dan meraih juara 3, diikuti dengan
lomba membaca puisi serta membuat puisi mendapat juara 1, dan mengikuti ajang
perlombaan melukis seni kaligrafi islam, namun keberuntungan tidak lagi
berpihak padanya. Ia tidak tidak masuk nominasi juara. Namun itu tidak
mensurutkan semangatnya untuk terus berkarya. Dan beralih setelah duduk di
bangku Sekolah Menengah Pertama, Anisa mengikuti ajang perlombaan mengarang
dengan Tema Kebudayaan, Anisa mengikuti ajang perlombaan itu dan ia sangat
tertarik sekali akan hal itu, dia mengangkat cerita karangannya dari kebudayaan
Tanah kelahirannya dari Ujung Timur Pulau Jawa, The Sunrise Of Java Banyuwangi.
Dia mengangkat judul Gandrung Banyuwangi, gandrung adalah ikon kota Banyuwangi.
Gandrung itu merupakan nama dari sebuah tarian kebudayaan yang ada di kota
Banyuwangi. Huruf demi huruf kata demi kata kalimat demi kalimat paragraf demi
paragraf maka tersusunlah sebuah karangan hasil buah pemikirannya yang tertuang
dalam bentuk tulisan yang tersusun sedemikian indahnya. Setelah tiga hari
penantian, tibalah pada saat penentuan. Anisa tidak merasa takut ataupun
minder, ia tetap optimis walau saingannya mengangkat judul dengan judul yang
sangat unik-unik dan beragam pula. Ia menepis semua keraguan dan sifat
pesimisnya, beralih menjadi suatu keyakinan dan jiwa optimis yang membara.
Semua mata tertuju pada sang pengumum juara, suasana ricuh sekejap hening dan
sontak kembali berteriak dengan sorakan hebat dan tepuk tangan yang sangat
meriah. Terlontar dari bibir sang pembaca nominasi dengan nama Siti Anisa
dengan judul karangan Gandrung Banyuwangi. Anisa sangat bangga sekali sehingga
air mata di kedua pelupuk matanya seakan tak kuasa lagi untuk ditahan dan
akhirnya terjatuh walau ia menahannya agar tidak terjatuh. Dengan bangga Anisa
maju ke hadapan khalayak ramai dengan memegang piagam penghargaan dan serangkaian
bunga. Semua mata tertuju padanya, semua insan memandang kearahnya. Anisa
dengan wajah berseri-seri bangga dan haru menghadap ke arah penonton sambil
tersenyum bangga. Memang cukup membanggakan, orang tuanya sangat senang akan
bakat yang dimiliki anaknya itu. Meskipun demikian, Anisa juga sangat bagus di
bidang akademiknya, dia selalu meraih prestasi selama belajar di sekolah. Anisa
juga termasuk anak yang gemar membaca, ia dijuluki si kutu buku dan kamus
berjalan di kelasnya. Namun Anisa tetap biasa saja, walau sering dijuluki itu
oleh teman-temannya. Dia hanya tersenyum bila temannya meledeknya, karena emang
nyatanya dia sangat hobi membaca.
2
|
M
|
asa
remaja yang di kenal dengan masa pubertas adalah masa dimana seseorang mulai
menginginkan dan mencari jati dirinya sebenarnya. Masa-masa labil yang dialami
ABG alias Anak Baru Gede. Remaja akan lebih hiperaktif dalam segala hal. Dan
masa ini pula, mulai adanya istilah cinta-cintaan walau itu cinta monyet. Itulah
yang namanya remaja, pasti ingin merasakan yang namanya jatuh cinta dan
pencarian jati diri. Tidak luput juga, itu termasuk pada Anisa, walaupun
sikapnya yang begitu cuek namun diam-diam diam ada seorang yang di sukainya di
kelas. Seseorang yang disukainya ialah tak lain musuh bebuyutannya selama ia
berada di bangku Sekolah Dasar, seseorang yang menjadi musuhnya dan selalu
bertengkar dengannya. Seseorang yang selalu membuatnya menangis, seseorang yang
selalu beradu mulut dengannya, seseorang yang membuatnya benci sebenci-bencinya
karena ia begitu menjengkelkan. Namun semua rasa itu kini berubah menjadi suatu
perasaan yang tak ada yang tahu alasan mengapa itu bisa terjadi, perasaan yang
tidak perlu nama, perasaan yang tidak butuh alasan, sebuah rasa yang tak akan
pernah diduga sebelumnya dan berlabuh dimana. Anisa tak pernah menyangka
sebelumnya mengapa rasa benci terdalamnya dapat berubah menjadi rasa cinta yang
begitu dalam pula. Ia tak mengerti mengapa bisa ia menyukai seseorang yang
sebelumnya sangatlah ia benci. Ia sangat tidak menyangka mengapa rasa itu dapat
berbalik arah menjadi suatu rasa yang masih belum bisa ia terima mengapa itu
dapat terjadi. Itulah perasaan cinta yang tengah ia alami kala itu. Apakah
seseorang yang disukainya juga memiliki perasaan yang serupa dengannya? Itulah
tanda Tanya yang membayang di benak gadis itu. Namun semua itu terjawab sudah
oleh suatu pandangan yang ia lihat. Perasaan itulah yang membuatnya mati rasa
terhadap cinta, karena seseorang yang begitu di cintainya menyatakan perasaan
cinta terhadap teman dekatnya sendiri tepat di hadapannya. Hatinya sangat
sakit, namun kepiluan itu hany berundung sesaat. Dia sadar dan berterimakasih
bahwa telah ditunjukkan kepadanya apa yang sebenarnya sehingga dia tak terlalu
jauh memendam rasa. Kini perasaan indah itu berubah menjadi perasaan yang kaku
dan hilang begitu saja. Itulah yang membuat Anisa sangat enggan berbicara
tentang cinta. Menurutnya perasaan cinta, hanyalah perasaan insan yang
mencintai seseorang namun tanpa orang yang disukainya tahu tanpa ada daya
seorang wanita untuk memulai dahulu dan menyatakan apa yang ia rasakan tentang
cinta yang dialaminya, dan berujung pada air mata semata. Itulah yang
membuatnya kini tidak terlalu peduli dengan yang namanya cinta. Jadi Anisa yang
sekarang lebih cuek dan tidak terlalu peduli tentang hal-hal semacam itu. Dan
dia juga telah memiliki prinsip dan komitmen bahwa lebih baik di cintai
daripada mencintai seseorang. Karena mencintai itu suatu keadaan yang pahit,
tak semanis dicintai. Kini dia hanya menunggu orang yang tepat dan benar-benar
mencintai dan kelak akan mencarinya. Dan ia juga memegang prinsip dari suatu
pernyataan yang pernah ia baca bahwa “ cintaku boleh gagal sekarang namun studiku
harus super, karena karir akan membawa pada cinta yang berkualitas”. Itu
lah yang selalu ia pegang dan tersimpan di benaknya.
3
|
K
|
ini
Anisa sudah beranjak dewasa, ia disibukkan dengan studinya di kampus.Anisa
adalah salah satu mahasiswi Universitas Airlangga Surabaya, Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Prodi Bahasa Inggris. Dia bertekad untuk segera
menyelesaikan studinya itu. Hari-hari Anisa tampak begitu nyaman dan biasa saja
tanpa adanya sang pujaan hati yang melabuhkan cinta di hatinya. Dia tetap Have
fun dengan kesendiriannya. Tak peduli orang ingin berpikir apa tentangnya jika
ditanya perihal asmara. Sore itu Anisa duduk-duduk di depan rumahnya dengan
memandangi angkasa yang luas dengan pelangi yang membantang di jagad raya
menghias cakrawala. Kala itu seusai turun hujan, suasana begitu menyejukkan dan
damai, angin sore berhembus sepoi-sepoi. Semilir angin terasa begitu menyambut
dan dedaunan sang pohon melambai-lambai seakan menyapa. Jam pun terus bergulir,
dan tak terasa Sang ufuk timur perlahan-lahan mulai menyembunyikan sosoknya,
terpancar cahaya kuning emas kesegala penjuru dan perlahan-lahan punah.
Kericuhan suara ayam-ayam mulai terdengar ketikasang pemilik sibuk mengumpulkan
dan memulangkannya ke kandangnya, dan para penghuni rumah mulai bergegas masuk
ke biliknya masing-masing. Dan Anisa pun mulai bergegas mengambil air wudhu
untuk segera menjalankan kewajibannya sebagai umat islam yaitu melaksanakan sholat
fardhu. Dalam doanya selalu berisi harapan dan doa-doa sucinya. “
Ya Allah, sukseskanlah hamba dan keluarga hamba dunia dan akhirat, angkatlah
derajat hamba dan keluarga hamba dengan jajaran orang-orang tinggi dan
mulia, dan pertemukanlah hamba kelak dengan orang yang tepat”. Itulah
doa Anisa yang selalu ia panjatkan setelah sholat fardhu, doa singkat tapi
mencakup segalanya. Dan seusai sholat ia duduk terpaku diam membisu dengan
merenung. Setelah sekian lama berunduk dalam kesendiriannya ia termenung lama.
Anisa tengah merenungkan kesendiriannya kini, tanpa adanya pasangan yang selalu
ada untuknya di saat apapun. Anisa adalah sosok gadis yang tidak neko-neko,
gaya hidupnya berbeda dengan anak muda pada umumnya. Jika anak muda pada
umumnya akan disibukkan dengan pacarnya, jalan malam bareng pacar, makan malam
bareng pacar, kesana kemari di temani pacar. Tapi itu tidak pada Anisa,
menurutnya hal-hal seperti itu tidak lain bukanlah dunianya, bukan seorang
dirinya jika ia melakukan hal-hal semacam itu. Bukanlah buruk, bukan juga salah
tapi mungkin menurut pandangannya dia tidak patut untuk seperti itu. Dan dia
selalu berfikir panjang dalam menentukan setiap langkahnya, apakah pantas
ataupun tidak pantas ? Anisa sudah lama sekali dengan kesendiriannya. Namun hal
itu tidak mengerutkan semangatnya sedikitpun, dia jadi lebih dewasa dalam
menghadapi masalah lebih mandiri dan lebih tegar. Bukan karena tidak ada yang
mau dengannya, tapi memang Anisa yang tidak ingin terlalu cepat dalam
menentukan keputusan-keputusan jika seseorang menyatakan perasaan cinta
kepadanya. Mungkin kelihatannya kaku, tapi itulah dirinya. Dalam benaknya,
lebih baik menunggu seseorang yang tepat walau dalam kurun waktu yang lama,
daripada menghabiskan waktu dengan terbuang sia-sia dengan orang yang salah.
Memang cukup logis, tapi dizaman yang sekarang ini memang jarang orang berfikir
semacam itu, mungkin orang beranggapan lebih baik menghabiskan masa mudanya
dengan apa yang ia mau sesuka hatinya. So, memang masa muda hanya bahagia
dengan pacarmu ? tidak juga kan ? bisa juga kita bahagia dengan yang lain, bisa
pada teman, sahabat, keluarga bahkan diri kita sendiri karena kita lebih bebas
sesuka hati kita. jadika dirimu seorang Pencari
Cinta Sejati tapi Bukan Pengemis Cinta.Tapi bagaimana kalo kita merasa
sedikit iri kepada orang bersama pasangannya ? duh, mengapa harus iri guys.
Tuhan sudah mengatur segalanya dengan bijak dan indah, jadi tenang aja guys.
Jika kita tak dipertemukan sekarang dengan jodoh kita, rencana Tuhan akan jauh lebih
indah walau tak terjangkau dari yang kita pikirkan, kita akan dipertemukan
diwaktu dan momen yang tepat dan juga indah pastinya. So, calm down guys !!.
Tersentak suara kegaduhan membangunkan lamunan panjangnya, suara kericuhan dari
sepasang kucing yang bertengkar. Tiba-tiba dia tertawa geli, dia teringat dan
mengaitkannya dengan lamunan panjangnya bahwa kucing aja bertengkar walau
sering bersama di kala apapun apalagi manusia. Dia tertawa geli dengan apa yang
dipikirnya dan dengan geleng-geleng kepala sambil tersenyum-senyum. Waktu terus
berputar, detak jam pun berbunyi, tak terasa waktu malam semakin larut. Sang
pengingat waktu telah menunjukkan pukul 22.30. Anisa pun bergegas untuk cepat
tidur, namun hanya saja mata belum bisa mengatupkan pelupuknya. Anisa pun
mendengarkan musik untuk bisa dapat membuatnya cepat terlelap. Alhasil Anisa
pun dapat tertidur dengan sendirinya dengan headset yang masih berada di
telinganya. Ketika adzan tengah berkumandang, membangunkan Anisa dari tidur
panjangnya. Anisa bergegas bangun dan segera menunaikan sholat subuh. Ia tidak
ingin sang surya mendahuluinya untuk bangun lebih dulu.
4
|
S
|
etelah
sekian lama tak mengenal cinta dan telah kaku dan mati perasaannya terhadap
cinta, kini Anisa di gusarkan oleh rasa yang sebelumnya tak pernah ia bayangkan
akan terjadi padanya. Anisa menaruh hati dengan seseorang yang kerap menelpon
dan mengirim pesan dengannya. Walaupun pada awalnya ia hanya sekedar
iseng-iseng saja dalam menanggapinya namun kini perasaan itu berbalik arah dan
tak dapat ia sangkal dan tolak bahwa ia mencintainya. Entah sehebat apakah
seseorang itu dapat meluluhkan hati Anisa yang telah lama mati rasa tentang
cinta. Tapi itulah hati, seseorang tak dapat menolak rasa jika cinta telah
bermain dan bersekongkol di dalamnya. Tak ada yang mampu mengalahkan dan menggeser
apapun jika cinta yang tengah bergejolak membara di dalamnya. Setiap ia
menerima pesan di blackberry messengernya, ia sangatlah ceria dan seakan raut
wajah tak dapat menutupi keriangan yang terjadi. Entah sekuat apakah magnet
yang telah menarik hati sang gadis itu. Sebenarnya lelaki itu bukanlah
seseorang yang begitu sempurna, namun jika seseorang telah jatuh cinta
kesempurnaan telah dilihatnya dalam diri orang yang di cintainya meskipun orang
tidak memandang sedemikian indahnya. Itulah yang dinamakan bahwa cinta itu
buta, memang tepat sekali ungkapan itu, cinta dapat membutakan segalanya.
Seseorang itu bernama Bastian, Bastian bukanlah teman baru yang ia kenal
melainkan mereka sudah cukup kenal lama dan akrab ketika duduk di bangku SLTP.
Waktulah yang mempertemukan mereka kembali untuk saling dekat dan mengenal satu
sama lain. Padahal mereka sudah lost contact dalam kurun waktu yang cukup lama,
namun Sang Pencipta berkehendak lain dan mereka dipersatukan dalam suatu ikatan
yang tak bernama. Mereka menjalin suatu hubungan tanpa status alis HTS.
Kedekatan mereka sudah layaknya pasangan kekasih saja, karena hampir setiap
menit mereka berkomunikasi dan memberi kabar apapun. Dan menelpon berjam-jam,
walau sudah bertemu langsung sekalipun. Jika di pikir secara sigap. Mengapa
tidak memutuskan untuk menjalin tali kasih ? bukannya sudah saling dekat dan
saling mengerti satu sama lain ? bukannya sudah saling mencintai ? itu memang
pertanyaan-pertanyaan yang kerap mereka pikirkan. Tapi semuanya tak semudah
membalik telapak tangan, semua itu tidak semudah yang dipikirkan.
5
|
D
|
alam
menjalin suatu ikatan, kita harus selaras dan sejalan apa yang kita pikirkan
dengan apa yang dipikirkan pasangan kita, yang lebih utamanya kepercayaan yang
dianut. Itulah yang membuat keduanya hanya diam di tempat dan tak berani
beranjak ke sudut lainnya, dan menyadari bahwa mereka saling cinta namun
penghalang besar tengah mengintai keduanya. Bastian adalah anak seorang pendeta
sedangkan Anisa dari kecil berada dikalangan keluarga yang sangat memegang kuat
ukhuwah islamiyah. Mereka sebenarnya saling mencintai, namun entah mengapa
mereka masih saja sering menutupi perasan itu dari keduanya. Jika mereka egois,
mereka akan tetap melanjutkan kisah mereka dengan perbedaan yang dimiliki
masing-masing. Tapi mereka tak semudah itu mengambil keputusan, karena jika
pada akhirnya mereka akan saling menyakiti kelak nantinya. Tapi perasaan itu
sangat menyiksa batin mereka, entah mengapa mereka tetap tak beranjak dari
perasaan itu. Sebenarnya mereka ingin bersatu namun apalah daya jika semua itu
dibangun di atas perbedaan yang sangat-sangat menjadi dasar dari segalanya. Itulah
yang membuat mereka tak ingin saling menyakiti kelak. Mereka sudah saling
menyatakan rasa sayangnya satu sama lain, namun Bastian masih belum berani
dengan serius untuk menjadikan Anisa kekasihnya, hanya saja sering ia lontarkan
kata-kata semacam itu dalam bentuk gurauan semata. Karena terlalu lama di
gantung, Anisa berniat untuk melupakan Bastian, namun perasaan itu tidak
segampang itu mudah dihilangkannya. Tapi menjadi masalah yang serius juga bila
Bastian mengungkapkan cintanya dengan serius dan menunggu pengharapan jawaban
darinya, ia juga akan merasa bingung untuk menerimannya meskipun hati tak dapat
didustai. Tapi jika itu memang harus terjadi suatu kebijakan serius harus terfikir,
bahwasanya mungkin dengan menjauh dapat menghilangkan perasaannya dan pada
akhirnya jika mereka berlanjut tak akan melukai hati satu sama lain. Hal itu
membuat Anisa jadi cukup menutup hati dengan laki-laki lain. Anisa masih saja
memikirkan perasaan Bastian bila ia menjalin kedekatan dengan laki-laki lain.
Tapi apalagi yang harus ia tunggu, mereka sudah tidak cocok dari hal yang dasar
saja. Itu semua karena bayangan Bastian tidak semudah itu hilang dari benaknya
dengan sekejap waktu. Untuk menerima pengganti Bastian dalam hatinya cukup
sulit di lakukannya. Dan dia membuat motivasi sendiri dalam dirinya bahwa jika
memang dialah orang yang tepat untuknya kelak akan dipertemukan kembali dengan
waktu dan keadaan yang tepat pula. Karena Allah tidak akan salah memasangkan
dan tidak akan tertukar tulang rusuk pasangannya kelak untuk dirinya. Anisa
ingin sekali merelakan rasa itu pergi, namun sangat sukar sekali ia lakukan dan
menghempaskannya begitu saja. Rasa itu telah jauh tertanam dalam di lubuk
hatinya, sehingga susah sekali untuk mencabut dan menghilangkan rasa yang
tertancap cukup lama di hati. Ohh, itu sungguh memerangi jiwa yang bertolak
pada perasaan. Tapi itulah yang harus dilakukan, karena Anisa tak mungkin
menerima kehadiran Bastian begitu saja untuk menjadi kekasih hatinya. Dia juga
harus memikirkan keluarganya, dan larangan-larangan islam lainnya jika ia
bersamanya. Itu hanya dapat terwujud bila Bastian bersedia menjadi seorang
muallaf namun itu suatu kemustahilan yang amat besar. Karena tidak mungkin
seorang anak mengkhiantai orang tuanya sendiri, dan mengkhianati keluarganya.
Semua itu karena cinta, cintalah yang membuat mereka berperang dengan diri
mereka dan perasaan mereka sendiri. Tapi itulah kehendak Allah, Allah telah
memberikan rasa itu pada mereka, namun kebijakan merekalah yang harus mampu
mengalahkan rasa yang tertanam cukup dalam itu. Sebenarnya dengan sikap mereka
yang saling menjauhi membuat mereka tersiksa batin dan perasaan, Anisa selalu
merudung pada kegalauannya dan memandangi poto sang pria yang telah melabuhkan
cinta di hatinya. Begitu juga dengan Bastian, ia juga tak bisa berlarut
berperang dengan rasa. Ia sangat merindukan sang gadis pujaannya itu. Namun,
rasa itu harus terelakan walau jiwa dan hati tak sanggup menerimanya. Semua itu
demi kebaikan mereka masing-masing.
6
|
D
|
engan
sikap Anisa yang terkesan menjauh membuat Bastian merasa sedikit tersinggung
akan sikapnya yang demikian kepadanya. Anisa cukup menjauh darinya. Namun
seketika hatinya tersadar bahwa mungkin Anisa memang sengaja menjauhinya untuk
tidak berlarut dalam perasaan cinta mereka yang kelak nantinya akan saling
menyakiti karena pasti dengan perbedaan mereka membuat hubungan cinta mereka
tidak akan bertahan lama dan akan kandas pastinya. Kedua insan ini mulai
mengerti satu sama lain, dan mencoba merelakan rasa yang dimiliki dengan tujuan
yang terbaik. Jika mereka memang jodoh pasti akan di pertemukan kembali dengan
momen dan keadaan yang indah dan tepat nantinya. Kemudian Bastian berniat
menghubungi Anisa dan mengajaknya untuk bertemu dan membicarakan semuanya
dengan baik-baik sehingga hati terbebas dengan perasaan yang lega dan bebas
dari kepiluan yang berkepanjangan nantinya. Anisa terkejut tiba-tiba ponselnya
bordering dan dilihatnya nama Bastian terpampang di ponselnya. Dia sangatlah
terkejut karena sudah cukup lama mereka hilang kontak dan tidak saling menghubungi.
Lalu dengan segera Anisa mengangkat ponselnya yang tengah bordering dan dengan
gugup kata HALO terlontar dari bibirnya. Lalu Bastian mengatakanbahwa Ia sangat
ingin menemuinya di taman kota sekarang. Dengan segera keduanya bergegas kesana,
dan sampainya disana tidak seorang pun berada disana. Anisa merasa sangat marah
dan beranggaan bahwa ia telah di perdaya dan dipermainkan perasaannya. Namun
anggapannya sungguhlah salah, Bastian sudah berada disana lebih dulu sebelum ia
datang. Dan memanggil Anisa dengan teriakan lembut dari belakang ketika Anisa
berniat meninggalkan tempat itu. Anisa pun menoleh ke belakang dan tanpa
ekspresi dia terperangah sesaat. Mereka sangat senang bisa berjumpa lagi
setelah sudah cukup lama berpisah. Mereka saling berpandangan dan berjabat
tangan. Suasana kala itu banyak dihabiskan dengan keheningan dan
tatapan-tatapan antara keduanya dan senyuman-senyuman kecil. Disaat itulah
Bastian menyatakan perasaannya yang sebenarnya terhadap Anisa bahwa ia
benar-benar mencintainya dan tak dapat seorang pun menggantikan sosok dirinya
di lubuk hati terdalam. Dia berkata bahwa apapun jawaban yang akan terlontar
dari Anisa akan tetap diterimanya dengan lapang dada. Karena ia mengaku tak
bisa memendam perasaan cintanya dalam bayangan-bayangan tali kasih. Anisa hanya
terpaku diam dan membisu, ia tak dapat membohongi perasaannya sendiri. Bohong
sekali jika ia bicara bahwa ia tak mencintai Bastian. Dengan saling bertatap
muka, mereka tak kuasa menahan air mata dari pelupuk mata. Yang semula
berkaca-kaca, air mata tak kuasa tertahan dan terjatuh. Anisa menangis dan
Bastian memeluk erat Anisa sambil mengelus-elus rambut sang gadis pujaannya
itu. Bastian dengan lembut mengatakan bahwa, “ aku tau perbedaan yang kita
miliki, tapi itulah landasan dari segalanya, aku juga tak bisa menolak perasaan
ini. Inilah perasaan cintaku, tapi memang ini keputusan yang sulit, sudah cukup
lama aku memendam rasa ini tapi jiwaku tak mampu, aku akui bahwa aku memang
bukanlah yang terbaik dari yang terbaik. Aku yakin kelak kamu akan mendapatkan
cinta lagi yang sejatinya untukmu, aku akan merelakan rasa ini berdiam diri tak
berpindah kelain arah dan tetap berada padamu.” Itulah kata-kata yang terucap
dari bibir Bastian dengan tertatih ia lontarkan. Anisa hanya mengangguk-angguk
saja tanpa bisa berkata apa-apa karena ia begitu mencintainya. Namun mereka
keduanya telah ikhlas merelakan rasa cinta mereka untuk tetap abadi dan tak
terganti tanpa adanya perpisahan yang menimbulkan saling menyakiti dan kepiluan
yang berkepanjangan. Kini mereka tetap berteman dekat selayaknya kakak adik,
karena mereka sudah saling mengerti satu sama lain. Dan mereka kini menantikan
seseorang yang menjadi penghujung harapan cintanya masing-masing dengan
perasaan ikhlas dan tanpa memendam rasa cinta yang terdalam dari cinta
sebelumnya
7
|
I
|
tulah
keputusan bijak yang dilakukan oleh keduanya, kini mereka dengan tulus melepas
dan merelakan keduanya dan menanti sang sandaran hidupnya yang kelak kekal bersanding
bersamanya di penghujung harapan. Tahun berganti bulan, bulan berganti minggu,
minggu berganti hari, hari berganti jam, jam berganti menit dan menit pun
berganti detik.Akhirnya Anisa lulus juga dari studinya di kampus dan wisuda.
Hari penantian yang sangat dinantikan oleh semua para mahasiswa di dunia. Kini
Anisa lebih disibukkan dengan karirnya dia adalah seorang guru bahasa inggris
di salah satu sekolah menengah atas di kota Surabaya, selain sebagai seorang
guru, Anisa juga seorang penulis novel-novel serta majalah inspirasi yang
tengah naik daun, dan ia juga memiliki bisnis butik di rumahnya, selain itu ia
juga memiliki gallery art yang menjual berbagai lukisan-lukisan indah hasil karya
tangannya sendiri dan berbagai karya kerajinan tangan lainnya. Sekarang, Anisa
yang dulu bukan apa-apa, kini menjelma menjadi seorang wanita tangguh yang disibukkan
dengan berbagai macam karirnya yang memang dilibatkannya bakat dan keahlian
yang dimilikinya sejak kecil untuk ambil andil mensukseskan bisnisnya. Selain
itu, ia juga memiliki usaha dibidang kuliner, usaha yang digelutinya itu ia
impikan sejak ia masih kuliah dulu. Ketika kuliah dulu, ia pernah mengimpikan
untuk memiliki sebuah restaurant yang menyajikan sesuatu yang belum pernah ada
sebelumnya, yakni ia membuka restaurant Anisa’s Paradise yang menyajikan
makanan special utama yaitu nasi goreng surga dan nasi goreng neraka. Nasi
goreng surga neraka ini sebenarnya tidak cukup jauh berbeda dengan nasi goreng
pada umumnya. Dengan makan nasi goreng surga, kita akan merasakan nikmatnya
yang begitu nikmat karena dengan cita rasa nasi goreng dengan lelehan saus
nanas dan madu yang begitu menggiurkan selera. Dan nasi goreng neraka, kita di
beri berbagai varian rasa yakni sambal cabe hijau ekstra pedas, sambal cabe
merah ekstra panas dan sambal saus tomat extraordinary. Karena rasanya yang
begitu menggelegar maka itulah yang manggambarkan dan menganalogikan
penggambaran indahnya surge dan panasnya neraka. Ide itu ia dapatkan ketika ia
mengerjakan dan menyelesaikan tugas kewirausahaan dulu ketika kuliah. Kini
impiannya yang dulu hanyalah angan-angan semata kini dapat diwujudkannya dalam
bentuk kenyataan dengan berbekal modal dari hasil-hasil bisnisnya terdahulu.
8
|
A
|
khirnya
Sang Pencipta sudah membuat rencana yang begitu indah, Anisa dipertemukan
dengan jodohnya. Karena kesibukannya setiap hari dalam karirnya ia tak pernah
memikirkan tentang asmaranya. Namun, seorang pria datang kepada keluarganya dan
meminta izin untuk kenal lebih jauh dengan putri mereka. Anisa juga tidak
terlalu menutup diri, ia menerima pendekatan dari pria itu dan mereka menjalin
hubungan untuk lebih mengenal satu sama lain yang tak lain disebut Ta’arufan. Entah
apa yang membuat pria itu tertarik dengan sosok Anisa. Entah daya magnet sekuat
apakah sehingga mampu membuatnya jatuh hati kepada Anisa. Itulah kehendak dan
rencana Sang Maha Kuasa, tak akan ada yang pernah tahu kapan terjadi dan kapan
akan berakhir. Itulah suatu rahasia ilahi Sang Maha Agung Maha Besar Maha
Pemilik Segalanya Allah SWT. Pria itu bernama Ihsan Pratama, dia adalah seorang
Dokter muda yang bekerja di salah satu Rumah Sakit ternama di kota Surabaya.
Dan waktu tak terasa berlalu begitu saja secara singkat, akhirnya mereka yang
sudah saling menjalin kedekatan bersepakat untuk hidup bahagia bersama menjalin
bahtera rumah tangga. Akhirnya, Anisa telah menemukan pendamping hidupnya,
setelah sekian lama terpuruk dalam kepiluan cinta sebelumnya. Kepiluan-kepiluan
itu sudah terganti dengan apa yang dimilikinya saat ini, kini kebahagiaan datang
menghampirinya dan pasangan yang bersanding dengannya telah didatangkan oleh
Sang Pencipta tanpa diduga dan disadari sebelumnya. Semua itu sudah diatur dan
sudah tersirat dalam suratan takdir. Kini Anisa merasa sangat bahagia, apa yang
diharapkannya dan apa yang terucap dan tersebut dalam lantunan doa-doa sucinya
sepanjang hari terkabulkan dan di satukan dengan cinta terakhir yang menjadi
tumpuan sandaran puncak hidupnya di Penghujung Harapan yang indah.
Sekian
RIWAYAT
PENULIS
PENGHUJUNG HARAPAN
1
|
A
|
nisa
dilahirkan dikalangan keluarga yang sangat agamis, Kakeknya adalah seorang
penyebar agama islam dan ibnu sabil. Darah leluhur dari kakeknya adalah seorang
pendiri-pendiri pondok pesantren di Jawa dan masih darah keturunan penyebar
agama islam di Pulau Madura. Jadi dia dibesarkan dikalangan keluarga yang
sangat-sangat agamis dan tidak sedikitpun melenceng dari koridor islamiyah.
Anisa adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Bagus dan
Ibu Rani. Ayah dan ibunya selalu mengajarkan bahwa betapa pentingnya kerukunan,
oleh Karena itu setiap hari keluarga itu selalu melaksanakan apapun dengan
bersama, seperti rutinitas mereka melaksanakan sholat berjamaah dan bersenda
gurau sehingga menghidupkan suasana keluarga yang terpancar damai dan harmonis.
Keluarga adalah harta paling berharga dalam hidup Anisa, baginya hidupnya tak
akan berarti apa-apa tanpa adanya keluarga yang selalu memacu dan memberinya
semangat dalam hal apapun. Walaupun Anisa bukanlah anak bungsu, tapi dia
termasuk anak yang manja kepada ayah ibunya. Tabiatnya sungguh jauh berbeda
dengan tabiat si bungsu, yakni adik perempuannya. Jika adiknya lebih ke gaya
tomboy dan pemberani tapi tidak pada Anisa, ia sungguh feminim dan sedikit
penakut. Keluarga Anisa sungguhlah keluarga yang sangat harmonis, kebersamaan
mereka tak pernah dilalui dengan ketegangan atau keegoisan masing-masing.
Melainkan selalu adanya keharmonisan dan kerukunan dalam hal apapun dan kompak.
Jarang sekali kebersamaan mereka dilalui tanpa adanya kecanda tawaan karena
mereka memang keluarga yang cukup humoris semuanya. Keempat kakak beradik ini
memiliki perangai dan kegemarannya masing-masing. Kakak pertama sangat suka
sekali dalam hal bongkar membongkar. Dari kecil saja dia sudah suka bongkar
membongkar sebagian besar perkakas yang ada di rumah. Dia sangat suka dunia
mekanik dan mesin. Dia kini adalah seorang mekanis handal dan membuka bengkel
besar. Kakaknya yang kedua sangat hobi sekali menonton berita, dia sangat suka
sekali mengarang suatu karangan. Dia sekarang adalah seorang jurnalis di salah
satu surat kabar. Sedangkan adik perempuannya sangat suka sekali dunia olahraga,
dia sudah sering sekali mengikuti ajang-ajang pecan olahraga selama di sekolah.
Dan telah memenangkan beberapa trofi penghargaan. Dari tiga saudaranya, hanya
Anisa lah yang sangat menyukai dunia seni dan sastra. Anisa sangat suka kali
menggambar dan menulis karangan, ketika ia bosan maka ia akan menggambar.
Karena dengan menggambar menurutnya dapat menghilangkan kebosanan dengan
sendirinya karena emosi yang terluap mengalihkan itu semua. Selain itu, Anisa
juga gemar sekali membuat karangan, misalnya seperti puisi, cerpen dan lainnya.
Jika ia ada masalah atau apapun ia meluapkannya dalam bentuk tulisan, dan
tulisan-tulisan itu terdengar indah dan tertuang dengan sendirinya sesuai kata
hatinya sehingga tertulis sedemikian rupa. Bakat-bakat seperti itu memang sudah
dibawanya sejak lama, sejak dia masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak saja ia
sudah menyukai hal-hal semacam itu, terutama dalam hal menggambar dan mewarnai.
Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar, Anisa mengikuti ajang perlombaan
menggambar dan mewarnai tingkat nasional dan meraih juara 3, diikuti dengan
lomba membaca puisi serta membuat puisi mendapat juara 1, dan mengikuti ajang
perlombaan melukis seni kaligrafi islam, namun keberuntungan tidak lagi
berpihak padanya. Ia tidak tidak masuk nominasi juara. Namun itu tidak
mensurutkan semangatnya untuk terus berkarya. Dan beralih setelah duduk di
bangku Sekolah Menengah Pertama, Anisa mengikuti ajang perlombaan mengarang
dengan Tema Kebudayaan, Anisa mengikuti ajang perlombaan itu dan ia sangat
tertarik sekali akan hal itu, dia mengangkat cerita karangannya dari kebudayaan
Tanah kelahirannya dari Ujung Timur Pulau Jawa, The Sunrise Of Java Banyuwangi.
Dia mengangkat judul Gandrung Banyuwangi, gandrung adalah ikon kota Banyuwangi.
Gandrung itu merupakan nama dari sebuah tarian kebudayaan yang ada di kota
Banyuwangi. Huruf demi huruf kata demi kata kalimat demi kalimat paragraf demi
paragraf maka tersusunlah sebuah karangan hasil buah pemikirannya yang tertuang
dalam bentuk tulisan yang tersusun sedemikian indahnya. Setelah tiga hari
penantian, tibalah pada saat penentuan. Anisa tidak merasa takut ataupun
minder, ia tetap optimis walau saingannya mengangkat judul dengan judul yang
sangat unik-unik dan beragam pula. Ia menepis semua keraguan dan sifat
pesimisnya, beralih menjadi suatu keyakinan dan jiwa optimis yang membara.
Semua mata tertuju pada sang pengumum juara, suasana ricuh sekejap hening dan
sontak kembali berteriak dengan sorakan hebat dan tepuk tangan yang sangat
meriah. Terlontar dari bibir sang pembaca nominasi dengan nama Siti Anisa
dengan judul karangan Gandrung Banyuwangi. Anisa sangat bangga sekali sehingga
air mata di kedua pelupuk matanya seakan tak kuasa lagi untuk ditahan dan
akhirnya terjatuh walau ia menahannya agar tidak terjatuh. Dengan bangga Anisa
maju ke hadapan khalayak ramai dengan memegang piagam penghargaan dan serangkaian
bunga. Semua mata tertuju padanya, semua insan memandang kearahnya. Anisa
dengan wajah berseri-seri bangga dan haru menghadap ke arah penonton sambil
tersenyum bangga. Memang cukup membanggakan, orang tuanya sangat senang akan
bakat yang dimiliki anaknya itu. Meskipun demikian, Anisa juga sangat bagus di
bidang akademiknya, dia selalu meraih prestasi selama belajar di sekolah. Anisa
juga termasuk anak yang gemar membaca, ia dijuluki si kutu buku dan kamus
berjalan di kelasnya. Namun Anisa tetap biasa saja, walau sering dijuluki itu
oleh teman-temannya. Dia hanya tersenyum bila temannya meledeknya, karena emang
nyatanya dia sangat hobi membaca.
2
|
M
|
asa
remaja yang di kenal dengan masa pubertas adalah masa dimana seseorang mulai
menginginkan dan mencari jati dirinya sebenarnya. Masa-masa labil yang dialami
ABG alias Anak Baru Gede. Remaja akan lebih hiperaktif dalam segala hal. Dan
masa ini pula, mulai adanya istilah cinta-cintaan walau itu cinta monyet. Itulah
yang namanya remaja, pasti ingin merasakan yang namanya jatuh cinta dan
pencarian jati diri. Tidak luput juga, itu termasuk pada Anisa, walaupun
sikapnya yang begitu cuek namun diam-diam diam ada seorang yang di sukainya di
kelas. Seseorang yang disukainya ialah tak lain musuh bebuyutannya selama ia
berada di bangku Sekolah Dasar, seseorang yang menjadi musuhnya dan selalu
bertengkar dengannya. Seseorang yang selalu membuatnya menangis, seseorang yang
selalu beradu mulut dengannya, seseorang yang membuatnya benci sebenci-bencinya
karena ia begitu menjengkelkan. Namun semua rasa itu kini berubah menjadi suatu
perasaan yang tak ada yang tahu alasan mengapa itu bisa terjadi, perasaan yang
tidak perlu nama, perasaan yang tidak butuh alasan, sebuah rasa yang tak akan
pernah diduga sebelumnya dan berlabuh dimana. Anisa tak pernah menyangka
sebelumnya mengapa rasa benci terdalamnya dapat berubah menjadi rasa cinta yang
begitu dalam pula. Ia tak mengerti mengapa bisa ia menyukai seseorang yang
sebelumnya sangatlah ia benci. Ia sangat tidak menyangka mengapa rasa itu dapat
berbalik arah menjadi suatu rasa yang masih belum bisa ia terima mengapa itu
dapat terjadi. Itulah perasaan cinta yang tengah ia alami kala itu. Apakah
seseorang yang disukainya juga memiliki perasaan yang serupa dengannya? Itulah
tanda Tanya yang membayang di benak gadis itu. Namun semua itu terjawab sudah
oleh suatu pandangan yang ia lihat. Perasaan itulah yang membuatnya mati rasa
terhadap cinta, karena seseorang yang begitu di cintainya menyatakan perasaan
cinta terhadap teman dekatnya sendiri tepat di hadapannya. Hatinya sangat
sakit, namun kepiluan itu hany berundung sesaat. Dia sadar dan berterimakasih
bahwa telah ditunjukkan kepadanya apa yang sebenarnya sehingga dia tak terlalu
jauh memendam rasa. Kini perasaan indah itu berubah menjadi perasaan yang kaku
dan hilang begitu saja. Itulah yang membuat Anisa sangat enggan berbicara
tentang cinta. Menurutnya perasaan cinta, hanyalah perasaan insan yang
mencintai seseorang namun tanpa orang yang disukainya tahu tanpa ada daya
seorang wanita untuk memulai dahulu dan menyatakan apa yang ia rasakan tentang
cinta yang dialaminya, dan berujung pada air mata semata. Itulah yang
membuatnya kini tidak terlalu peduli dengan yang namanya cinta. Jadi Anisa yang
sekarang lebih cuek dan tidak terlalu peduli tentang hal-hal semacam itu. Dan
dia juga telah memiliki prinsip dan komitmen bahwa lebih baik di cintai
daripada mencintai seseorang. Karena mencintai itu suatu keadaan yang pahit,
tak semanis dicintai. Kini dia hanya menunggu orang yang tepat dan benar-benar
mencintai dan kelak akan mencarinya. Dan ia juga memegang prinsip dari suatu
pernyataan yang pernah ia baca bahwa “ cintaku boleh gagal sekarang namun studiku
harus super, karena karir akan membawa pada cinta yang berkualitas”. Itu
lah yang selalu ia pegang dan tersimpan di benaknya.
3
|
K
|
ini
Anisa sudah beranjak dewasa, ia disibukkan dengan studinya di kampus.Anisa
adalah salah satu mahasiswi Universitas Airlangga Surabaya, Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Prodi Bahasa Inggris. Dia bertekad untuk segera
menyelesaikan studinya itu. Hari-hari Anisa tampak begitu nyaman dan biasa saja
tanpa adanya sang pujaan hati yang melabuhkan cinta di hatinya. Dia tetap Have
fun dengan kesendiriannya. Tak peduli orang ingin berpikir apa tentangnya jika
ditanya perihal asmara. Sore itu Anisa duduk-duduk di depan rumahnya dengan
memandangi angkasa yang luas dengan pelangi yang membantang di jagad raya
menghias cakrawala. Kala itu seusai turun hujan, suasana begitu menyejukkan dan
damai, angin sore berhembus sepoi-sepoi. Semilir angin terasa begitu menyambut
dan dedaunan sang pohon melambai-lambai seakan menyapa. Jam pun terus bergulir,
dan tak terasa Sang ufuk timur perlahan-lahan mulai menyembunyikan sosoknya,
terpancar cahaya kuning emas kesegala penjuru dan perlahan-lahan punah.
Kericuhan suara ayam-ayam mulai terdengar ketikasang pemilik sibuk mengumpulkan
dan memulangkannya ke kandangnya, dan para penghuni rumah mulai bergegas masuk
ke biliknya masing-masing. Dan Anisa pun mulai bergegas mengambil air wudhu
untuk segera menjalankan kewajibannya sebagai umat islam yaitu melaksanakan sholat
fardhu. Dalam doanya selalu berisi harapan dan doa-doa sucinya. “
Ya Allah, sukseskanlah hamba dan keluarga hamba dunia dan akhirat, angkatlah
derajat hamba dan keluarga hamba dengan jajaran orang-orang tinggi dan
mulia, dan pertemukanlah hamba kelak dengan orang yang tepat”. Itulah
doa Anisa yang selalu ia panjatkan setelah sholat fardhu, doa singkat tapi
mencakup segalanya. Dan seusai sholat ia duduk terpaku diam membisu dengan
merenung. Setelah sekian lama berunduk dalam kesendiriannya ia termenung lama.
Anisa tengah merenungkan kesendiriannya kini, tanpa adanya pasangan yang selalu
ada untuknya di saat apapun. Anisa adalah sosok gadis yang tidak neko-neko,
gaya hidupnya berbeda dengan anak muda pada umumnya. Jika anak muda pada
umumnya akan disibukkan dengan pacarnya, jalan malam bareng pacar, makan malam
bareng pacar, kesana kemari di temani pacar. Tapi itu tidak pada Anisa,
menurutnya hal-hal seperti itu tidak lain bukanlah dunianya, bukan seorang
dirinya jika ia melakukan hal-hal semacam itu. Bukanlah buruk, bukan juga salah
tapi mungkin menurut pandangannya dia tidak patut untuk seperti itu. Dan dia
selalu berfikir panjang dalam menentukan setiap langkahnya, apakah pantas
ataupun tidak pantas ? Anisa sudah lama sekali dengan kesendiriannya. Namun hal
itu tidak mengerutkan semangatnya sedikitpun, dia jadi lebih dewasa dalam
menghadapi masalah lebih mandiri dan lebih tegar. Bukan karena tidak ada yang
mau dengannya, tapi memang Anisa yang tidak ingin terlalu cepat dalam
menentukan keputusan-keputusan jika seseorang menyatakan perasaan cinta
kepadanya. Mungkin kelihatannya kaku, tapi itulah dirinya. Dalam benaknya,
lebih baik menunggu seseorang yang tepat walau dalam kurun waktu yang lama,
daripada menghabiskan waktu dengan terbuang sia-sia dengan orang yang salah.
Memang cukup logis, tapi dizaman yang sekarang ini memang jarang orang berfikir
semacam itu, mungkin orang beranggapan lebih baik menghabiskan masa mudanya
dengan apa yang ia mau sesuka hatinya. So, memang masa muda hanya bahagia
dengan pacarmu ? tidak juga kan ? bisa juga kita bahagia dengan yang lain, bisa
pada teman, sahabat, keluarga bahkan diri kita sendiri karena kita lebih bebas
sesuka hati kita. jadika dirimu seorang Pencari
Cinta Sejati tapi Bukan Pengemis Cinta.Tapi bagaimana kalo kita merasa
sedikit iri kepada orang bersama pasangannya ? duh, mengapa harus iri guys.
Tuhan sudah mengatur segalanya dengan bijak dan indah, jadi tenang aja guys.
Jika kita tak dipertemukan sekarang dengan jodoh kita, rencana Tuhan akan jauh lebih
indah walau tak terjangkau dari yang kita pikirkan, kita akan dipertemukan
diwaktu dan momen yang tepat dan juga indah pastinya. So, calm down guys !!.
Tersentak suara kegaduhan membangunkan lamunan panjangnya, suara kericuhan dari
sepasang kucing yang bertengkar. Tiba-tiba dia tertawa geli, dia teringat dan
mengaitkannya dengan lamunan panjangnya bahwa kucing aja bertengkar walau
sering bersama di kala apapun apalagi manusia. Dia tertawa geli dengan apa yang
dipikirnya dan dengan geleng-geleng kepala sambil tersenyum-senyum. Waktu terus
berputar, detak jam pun berbunyi, tak terasa waktu malam semakin larut. Sang
pengingat waktu telah menunjukkan pukul 22.30. Anisa pun bergegas untuk cepat
tidur, namun hanya saja mata belum bisa mengatupkan pelupuknya. Anisa pun
mendengarkan musik untuk bisa dapat membuatnya cepat terlelap. Alhasil Anisa
pun dapat tertidur dengan sendirinya dengan headset yang masih berada di
telinganya. Ketika adzan tengah berkumandang, membangunkan Anisa dari tidur
panjangnya. Anisa bergegas bangun dan segera menunaikan sholat subuh. Ia tidak
ingin sang surya mendahuluinya untuk bangun lebih dulu.
4
|
S
|
etelah
sekian lama tak mengenal cinta dan telah kaku dan mati perasaannya terhadap
cinta, kini Anisa di gusarkan oleh rasa yang sebelumnya tak pernah ia bayangkan
akan terjadi padanya. Anisa menaruh hati dengan seseorang yang kerap menelpon
dan mengirim pesan dengannya. Walaupun pada awalnya ia hanya sekedar
iseng-iseng saja dalam menanggapinya namun kini perasaan itu berbalik arah dan
tak dapat ia sangkal dan tolak bahwa ia mencintainya. Entah sehebat apakah
seseorang itu dapat meluluhkan hati Anisa yang telah lama mati rasa tentang
cinta. Tapi itulah hati, seseorang tak dapat menolak rasa jika cinta telah
bermain dan bersekongkol di dalamnya. Tak ada yang mampu mengalahkan dan menggeser
apapun jika cinta yang tengah bergejolak membara di dalamnya. Setiap ia
menerima pesan di blackberry messengernya, ia sangatlah ceria dan seakan raut
wajah tak dapat menutupi keriangan yang terjadi. Entah sekuat apakah magnet
yang telah menarik hati sang gadis itu. Sebenarnya lelaki itu bukanlah
seseorang yang begitu sempurna, namun jika seseorang telah jatuh cinta
kesempurnaan telah dilihatnya dalam diri orang yang di cintainya meskipun orang
tidak memandang sedemikian indahnya. Itulah yang dinamakan bahwa cinta itu
buta, memang tepat sekali ungkapan itu, cinta dapat membutakan segalanya.
Seseorang itu bernama Bastian, Bastian bukanlah teman baru yang ia kenal
melainkan mereka sudah cukup kenal lama dan akrab ketika duduk di bangku SLTP.
Waktulah yang mempertemukan mereka kembali untuk saling dekat dan mengenal satu
sama lain. Padahal mereka sudah lost contact dalam kurun waktu yang cukup lama,
namun Sang Pencipta berkehendak lain dan mereka dipersatukan dalam suatu ikatan
yang tak bernama. Mereka menjalin suatu hubungan tanpa status alis HTS.
Kedekatan mereka sudah layaknya pasangan kekasih saja, karena hampir setiap
menit mereka berkomunikasi dan memberi kabar apapun. Dan menelpon berjam-jam,
walau sudah bertemu langsung sekalipun. Jika di pikir secara sigap. Mengapa
tidak memutuskan untuk menjalin tali kasih ? bukannya sudah saling dekat dan
saling mengerti satu sama lain ? bukannya sudah saling mencintai ? itu memang
pertanyaan-pertanyaan yang kerap mereka pikirkan. Tapi semuanya tak semudah
membalik telapak tangan, semua itu tidak semudah yang dipikirkan.
5
|
D
|
alam
menjalin suatu ikatan, kita harus selaras dan sejalan apa yang kita pikirkan
dengan apa yang dipikirkan pasangan kita, yang lebih utamanya kepercayaan yang
dianut. Itulah yang membuat keduanya hanya diam di tempat dan tak berani
beranjak ke sudut lainnya, dan menyadari bahwa mereka saling cinta namun
penghalang besar tengah mengintai keduanya. Bastian adalah anak seorang pendeta
sedangkan Anisa dari kecil berada dikalangan keluarga yang sangat memegang kuat
ukhuwah islamiyah. Mereka sebenarnya saling mencintai, namun entah mengapa
mereka masih saja sering menutupi perasan itu dari keduanya. Jika mereka egois,
mereka akan tetap melanjutkan kisah mereka dengan perbedaan yang dimiliki
masing-masing. Tapi mereka tak semudah itu mengambil keputusan, karena jika
pada akhirnya mereka akan saling menyakiti kelak nantinya. Tapi perasaan itu
sangat menyiksa batin mereka, entah mengapa mereka tetap tak beranjak dari
perasaan itu. Sebenarnya mereka ingin bersatu namun apalah daya jika semua itu
dibangun di atas perbedaan yang sangat-sangat menjadi dasar dari segalanya. Itulah
yang membuat mereka tak ingin saling menyakiti kelak. Mereka sudah saling
menyatakan rasa sayangnya satu sama lain, namun Bastian masih belum berani
dengan serius untuk menjadikan Anisa kekasihnya, hanya saja sering ia lontarkan
kata-kata semacam itu dalam bentuk gurauan semata. Karena terlalu lama di
gantung, Anisa berniat untuk melupakan Bastian, namun perasaan itu tidak
segampang itu mudah dihilangkannya. Tapi menjadi masalah yang serius juga bila
Bastian mengungkapkan cintanya dengan serius dan menunggu pengharapan jawaban
darinya, ia juga akan merasa bingung untuk menerimannya meskipun hati tak dapat
didustai. Tapi jika itu memang harus terjadi suatu kebijakan serius harus terfikir,
bahwasanya mungkin dengan menjauh dapat menghilangkan perasaannya dan pada
akhirnya jika mereka berlanjut tak akan melukai hati satu sama lain. Hal itu
membuat Anisa jadi cukup menutup hati dengan laki-laki lain. Anisa masih saja
memikirkan perasaan Bastian bila ia menjalin kedekatan dengan laki-laki lain.
Tapi apalagi yang harus ia tunggu, mereka sudah tidak cocok dari hal yang dasar
saja. Itu semua karena bayangan Bastian tidak semudah itu hilang dari benaknya
dengan sekejap waktu. Untuk menerima pengganti Bastian dalam hatinya cukup
sulit di lakukannya. Dan dia membuat motivasi sendiri dalam dirinya bahwa jika
memang dialah orang yang tepat untuknya kelak akan dipertemukan kembali dengan
waktu dan keadaan yang tepat pula. Karena Allah tidak akan salah memasangkan
dan tidak akan tertukar tulang rusuk pasangannya kelak untuk dirinya. Anisa
ingin sekali merelakan rasa itu pergi, namun sangat sukar sekali ia lakukan dan
menghempaskannya begitu saja. Rasa itu telah jauh tertanam dalam di lubuk
hatinya, sehingga susah sekali untuk mencabut dan menghilangkan rasa yang
tertancap cukup lama di hati. Ohh, itu sungguh memerangi jiwa yang bertolak
pada perasaan. Tapi itulah yang harus dilakukan, karena Anisa tak mungkin
menerima kehadiran Bastian begitu saja untuk menjadi kekasih hatinya. Dia juga
harus memikirkan keluarganya, dan larangan-larangan islam lainnya jika ia
bersamanya. Itu hanya dapat terwujud bila Bastian bersedia menjadi seorang
muallaf namun itu suatu kemustahilan yang amat besar. Karena tidak mungkin
seorang anak mengkhiantai orang tuanya sendiri, dan mengkhianati keluarganya.
Semua itu karena cinta, cintalah yang membuat mereka berperang dengan diri
mereka dan perasaan mereka sendiri. Tapi itulah kehendak Allah, Allah telah
memberikan rasa itu pada mereka, namun kebijakan merekalah yang harus mampu
mengalahkan rasa yang tertanam cukup dalam itu. Sebenarnya dengan sikap mereka
yang saling menjauhi membuat mereka tersiksa batin dan perasaan, Anisa selalu
merudung pada kegalauannya dan memandangi poto sang pria yang telah melabuhkan
cinta di hatinya. Begitu juga dengan Bastian, ia juga tak bisa berlarut
berperang dengan rasa. Ia sangat merindukan sang gadis pujaannya itu. Namun,
rasa itu harus terelakan walau jiwa dan hati tak sanggup menerimanya. Semua itu
demi kebaikan mereka masing-masing.
6
|
D
|
engan
sikap Anisa yang terkesan menjauh membuat Bastian merasa sedikit tersinggung
akan sikapnya yang demikian kepadanya. Anisa cukup menjauh darinya. Namun
seketika hatinya tersadar bahwa mungkin Anisa memang sengaja menjauhinya untuk
tidak berlarut dalam perasaan cinta mereka yang kelak nantinya akan saling
menyakiti karena pasti dengan perbedaan mereka membuat hubungan cinta mereka
tidak akan bertahan lama dan akan kandas pastinya. Kedua insan ini mulai
mengerti satu sama lain, dan mencoba merelakan rasa yang dimiliki dengan tujuan
yang terbaik. Jika mereka memang jodoh pasti akan di pertemukan kembali dengan
momen dan keadaan yang indah dan tepat nantinya. Kemudian Bastian berniat
menghubungi Anisa dan mengajaknya untuk bertemu dan membicarakan semuanya
dengan baik-baik sehingga hati terbebas dengan perasaan yang lega dan bebas
dari kepiluan yang berkepanjangan nantinya. Anisa terkejut tiba-tiba ponselnya
bordering dan dilihatnya nama Bastian terpampang di ponselnya. Dia sangatlah
terkejut karena sudah cukup lama mereka hilang kontak dan tidak saling menghubungi.
Lalu dengan segera Anisa mengangkat ponselnya yang tengah bordering dan dengan
gugup kata HALO terlontar dari bibirnya. Lalu Bastian mengatakanbahwa Ia sangat
ingin menemuinya di taman kota sekarang. Dengan segera keduanya bergegas kesana,
dan sampainya disana tidak seorang pun berada disana. Anisa merasa sangat marah
dan beranggaan bahwa ia telah di perdaya dan dipermainkan perasaannya. Namun
anggapannya sungguhlah salah, Bastian sudah berada disana lebih dulu sebelum ia
datang. Dan memanggil Anisa dengan teriakan lembut dari belakang ketika Anisa
berniat meninggalkan tempat itu. Anisa pun menoleh ke belakang dan tanpa
ekspresi dia terperangah sesaat. Mereka sangat senang bisa berjumpa lagi
setelah sudah cukup lama berpisah. Mereka saling berpandangan dan berjabat
tangan. Suasana kala itu banyak dihabiskan dengan keheningan dan
tatapan-tatapan antara keduanya dan senyuman-senyuman kecil. Disaat itulah
Bastian menyatakan perasaannya yang sebenarnya terhadap Anisa bahwa ia
benar-benar mencintainya dan tak dapat seorang pun menggantikan sosok dirinya
di lubuk hati terdalam. Dia berkata bahwa apapun jawaban yang akan terlontar
dari Anisa akan tetap diterimanya dengan lapang dada. Karena ia mengaku tak
bisa memendam perasaan cintanya dalam bayangan-bayangan tali kasih. Anisa hanya
terpaku diam dan membisu, ia tak dapat membohongi perasaannya sendiri. Bohong
sekali jika ia bicara bahwa ia tak mencintai Bastian. Dengan saling bertatap
muka, mereka tak kuasa menahan air mata dari pelupuk mata. Yang semula
berkaca-kaca, air mata tak kuasa tertahan dan terjatuh. Anisa menangis dan
Bastian memeluk erat Anisa sambil mengelus-elus rambut sang gadis pujaannya
itu. Bastian dengan lembut mengatakan bahwa, “ aku tau perbedaan yang kita
miliki, tapi itulah landasan dari segalanya, aku juga tak bisa menolak perasaan
ini. Inilah perasaan cintaku, tapi memang ini keputusan yang sulit, sudah cukup
lama aku memendam rasa ini tapi jiwaku tak mampu, aku akui bahwa aku memang
bukanlah yang terbaik dari yang terbaik. Aku yakin kelak kamu akan mendapatkan
cinta lagi yang sejatinya untukmu, aku akan merelakan rasa ini berdiam diri tak
berpindah kelain arah dan tetap berada padamu.” Itulah kata-kata yang terucap
dari bibir Bastian dengan tertatih ia lontarkan. Anisa hanya mengangguk-angguk
saja tanpa bisa berkata apa-apa karena ia begitu mencintainya. Namun mereka
keduanya telah ikhlas merelakan rasa cinta mereka untuk tetap abadi dan tak
terganti tanpa adanya perpisahan yang menimbulkan saling menyakiti dan kepiluan
yang berkepanjangan. Kini mereka tetap berteman dekat selayaknya kakak adik,
karena mereka sudah saling mengerti satu sama lain. Dan mereka kini menantikan
seseorang yang menjadi penghujung harapan cintanya masing-masing dengan
perasaan ikhlas dan tanpa memendam rasa cinta yang terdalam dari cinta
sebelumnya
7
|
I
|
tulah
keputusan bijak yang dilakukan oleh keduanya, kini mereka dengan tulus melepas
dan merelakan keduanya dan menanti sang sandaran hidupnya yang kelak kekal bersanding
bersamanya di penghujung harapan. Tahun berganti bulan, bulan berganti minggu,
minggu berganti hari, hari berganti jam, jam berganti menit dan menit pun
berganti detik.Akhirnya Anisa lulus juga dari studinya di kampus dan wisuda.
Hari penantian yang sangat dinantikan oleh semua para mahasiswa di dunia. Kini
Anisa lebih disibukkan dengan karirnya dia adalah seorang guru bahasa inggris
di salah satu sekolah menengah atas di kota Surabaya, selain sebagai seorang
guru, Anisa juga seorang penulis novel-novel serta majalah inspirasi yang
tengah naik daun, dan ia juga memiliki bisnis butik di rumahnya, selain itu ia
juga memiliki gallery art yang menjual berbagai lukisan-lukisan indah hasil karya
tangannya sendiri dan berbagai karya kerajinan tangan lainnya. Sekarang, Anisa
yang dulu bukan apa-apa, kini menjelma menjadi seorang wanita tangguh yang disibukkan
dengan berbagai macam karirnya yang memang dilibatkannya bakat dan keahlian
yang dimilikinya sejak kecil untuk ambil andil mensukseskan bisnisnya. Selain
itu, ia juga memiliki usaha dibidang kuliner, usaha yang digelutinya itu ia
impikan sejak ia masih kuliah dulu. Ketika kuliah dulu, ia pernah mengimpikan
untuk memiliki sebuah restaurant yang menyajikan sesuatu yang belum pernah ada
sebelumnya, yakni ia membuka restaurant Anisa’s Paradise yang menyajikan
makanan special utama yaitu nasi goreng surga dan nasi goreng neraka. Nasi
goreng surga neraka ini sebenarnya tidak cukup jauh berbeda dengan nasi goreng
pada umumnya. Dengan makan nasi goreng surga, kita akan merasakan nikmatnya
yang begitu nikmat karena dengan cita rasa nasi goreng dengan lelehan saus
nanas dan madu yang begitu menggiurkan selera. Dan nasi goreng neraka, kita di
beri berbagai varian rasa yakni sambal cabe hijau ekstra pedas, sambal cabe
merah ekstra panas dan sambal saus tomat extraordinary. Karena rasanya yang
begitu menggelegar maka itulah yang manggambarkan dan menganalogikan
penggambaran indahnya surge dan panasnya neraka. Ide itu ia dapatkan ketika ia
mengerjakan dan menyelesaikan tugas kewirausahaan dulu ketika kuliah. Kini
impiannya yang dulu hanyalah angan-angan semata kini dapat diwujudkannya dalam
bentuk kenyataan dengan berbekal modal dari hasil-hasil bisnisnya terdahulu.
8
|
A
|
khirnya
Sang Pencipta sudah membuat rencana yang begitu indah, Anisa dipertemukan
dengan jodohnya. Karena kesibukannya setiap hari dalam karirnya ia tak pernah
memikirkan tentang asmaranya. Namun, seorang pria datang kepada keluarganya dan
meminta izin untuk kenal lebih jauh dengan putri mereka. Anisa juga tidak
terlalu menutup diri, ia menerima pendekatan dari pria itu dan mereka menjalin
hubungan untuk lebih mengenal satu sama lain yang tak lain disebut Ta’arufan. Entah
apa yang membuat pria itu tertarik dengan sosok Anisa. Entah daya magnet sekuat
apakah sehingga mampu membuatnya jatuh hati kepada Anisa. Itulah kehendak dan
rencana Sang Maha Kuasa, tak akan ada yang pernah tahu kapan terjadi dan kapan
akan berakhir. Itulah suatu rahasia ilahi Sang Maha Agung Maha Besar Maha
Pemilik Segalanya Allah SWT. Pria itu bernama Ihsan Pratama, dia adalah seorang
Dokter muda yang bekerja di salah satu Rumah Sakit ternama di kota Surabaya.
Dan waktu tak terasa berlalu begitu saja secara singkat, akhirnya mereka yang
sudah saling menjalin kedekatan bersepakat untuk hidup bahagia bersama menjalin
bahtera rumah tangga. Akhirnya, Anisa telah menemukan pendamping hidupnya,
setelah sekian lama terpuruk dalam kepiluan cinta sebelumnya. Kepiluan-kepiluan
itu sudah terganti dengan apa yang dimilikinya saat ini, kini kebahagiaan datang
menghampirinya dan pasangan yang bersanding dengannya telah didatangkan oleh
Sang Pencipta tanpa diduga dan disadari sebelumnya. Semua itu sudah diatur dan
sudah tersirat dalam suratan takdir. Kini Anisa merasa sangat bahagia, apa yang
diharapkannya dan apa yang terucap dan tersebut dalam lantunan doa-doa sucinya
sepanjang hari terkabulkan dan di satukan dengan cinta terakhir yang menjadi
tumpuan sandaran puncak hidupnya di Penghujung Harapan yang indah.
Sekian
RIWAYAT
PENULIS

Tidak ada komentar:
Posting Komentar