Jumat, 30 Desember 2016

Penghujung Harapan

Saat virus merah jambu sudah menginfeksi hati, ia akan memberikan halusinasi kepada otak akan indahnya masa depan dan hangatnya masa kini. Tanpa kita sadari, iman yang sejak lama kita tanam akan layu dan enggan tumbuh. Ia akan terganti dengan seseorang yang akan terus menjadi bayang-bayang dalam hari, dan kadang membuat kita tersenyum sendiri. kita tidak sedang gila, hanya saja kita sedang tergila-gila pada anak manusia.

Jika kami berjodoh, pisahkan kami Ya Allah, dan Pertemukan kembali pada saat kami benar-benar siap. Saat cinta yang kami miliki dipersatukan dengan kuasa takdirmu. Saat orang tua, saudara, dan kerabat datang untuk memberi Doa. Bukan sebuah dosa yang terus menumpuk dan berselimut janji-janji manis yang entah kapan akan terwujud.

Tak apa kita hidup dalam rindu dan saling merindukan dalam doa-doa. Tak apa kita tidak pernah saling bertatap sebelumnya, tapi akan saling memandang dan bergandengan tangan sampai surga. Tak apa aku tidak pernah mengenalmu sebelumnya, tapi aku yakinkan nanti kau akan mengenalku sebagai ibu dari anak-anakmu. :D

Kita dipisahkan karena waktu belum mengizinkan untuk bertemu. Kita dipisahkan untuk saling mempersiapkan diri dan mengejar mimpi masing-masing sebelum mimpi kita di satukan dalam satu atap yang sama. Kita dipisahkan dalam cinta-Nya, yang terlebih dahulu kita dapatkan sebelum mendapatkan cinta makhluknya Ia abadikan.

Tapi setelah dipertemukan, kau jangan kaget. Kalau nantinya aku adalah teman mainmu sewaktu kecil. Kalau nantinya aku teman waktu menuntut ilmu bersama atau dalam organisasi yang sama. Atau nantinya kita adalah dua orang anak manusia yang tidak tahu apa-apa, dan dipertemukan oleh kedua orangtua kita dalam takdirnya.

Karena jodoh adalah rahasia terbesar dalam kehidupan dan pasti akan dipertemukan dalam sekenarionya yang maha sempurna. Hilangkan keraguan dalam hati seperti malam yang tidak percaya akan datangnya pagi. Aku akan datang di waktu yang tepat dengan izin-Nya dengan membawa rindu yang sangat besar.

Rabu, 21 Desember 2016

Selamat Hari Ibu

Selamat Hari Ibu, teruntuk Ibundaku tercinta.
*
Rangkaian doa suci terbalut dalam untaian tali kasih. Kasih mu tiada tara, tak berhujung, tak menepis, dan tak akan pernah sirna.
*
Engkau selalu terang bak Lentera yang bersinar keemasan menerangi serta menghangati setiap insan yang ada disekelilingnya.
*
Engkau selalu hadir disetiap hembusan nafas dan sebagai pemandu arah disaat kegoyahan mengguncang semangat dalam meniti kehidupan.
*
Engkau bak malaikat tanpa sayap yang senantiasa mengarahkan dan menjadi suri tauladan disaat mulai salah dalam mengambil langkah dan kembali mengarahkan ke ranah kebajikan.
*
Engkau laksana lilin yang rela habis demi penerangan.
*
Terimakasih Ibundaku tercinta, bagiku setiap hari adalah hari ibu. Karena segala jasamu tidak hanya terkenang pada tanggal 22 Desember, melainkan akan selalu tersemat permanen dilubuk hati dan akan selalu terkenang selamanya.
*
Terimakasih telah menjadi malaikat pelindung yang begitu luar biasa untuk para pasukan kecilmu yang kini telah beranjak dewasa dan mulai mengerti apa arti kehidupan.
*
Dari putri ketigamu "Ana Imroatul Husna", ketahuilah bahwasanya kami begitu mengagumimu. 22Desember2016

Jumat, 09 Desember 2016

ANA IMROATUL HUSNA
PENGHUJUNG HARAPAN


1

A
nisa dilahirkan dikalangan keluarga yang sangat agamis, Kakeknya adalah seorang penyebar agama islam dan ibnu sabil. Darah leluhur dari kakeknya adalah seorang pendiri-pendiri pondok pesantren di Jawa dan masih darah keturunan penyebar agama islam di Pulau Madura. Jadi dia dibesarkan dikalangan keluarga yang sangat-sangat agamis dan tidak sedikitpun melenceng dari koridor islamiyah. Anisa adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Bagus dan Ibu Rani. Ayah dan ibunya selalu mengajarkan bahwa betapa pentingnya kerukunan, oleh Karena itu setiap hari keluarga itu selalu melaksanakan apapun dengan bersama, seperti rutinitas mereka melaksanakan sholat berjamaah dan bersenda gurau sehingga menghidupkan suasana keluarga yang terpancar damai dan harmonis. Keluarga adalah harta paling berharga dalam hidup Anisa, baginya hidupnya tak akan berarti apa-apa tanpa adanya keluarga yang selalu memacu dan memberinya semangat dalam hal apapun. Walaupun Anisa bukanlah anak bungsu, tapi dia termasuk anak yang manja kepada ayah ibunya. Tabiatnya sungguh jauh berbeda dengan tabiat si bungsu, yakni adik perempuannya. Jika adiknya lebih ke gaya tomboy dan pemberani tapi tidak pada Anisa, ia sungguh feminim dan sedikit penakut. Keluarga Anisa sungguhlah keluarga yang sangat harmonis, kebersamaan mereka tak pernah dilalui dengan ketegangan atau keegoisan masing-masing. Melainkan selalu adanya keharmonisan dan kerukunan dalam hal apapun dan kompak. Jarang sekali kebersamaan mereka dilalui tanpa adanya kecanda tawaan karena mereka memang keluarga yang cukup humoris semuanya. Keempat kakak beradik ini memiliki perangai dan kegemarannya masing-masing. Kakak pertama sangat suka sekali dalam hal bongkar membongkar. Dari kecil saja dia sudah suka bongkar membongkar sebagian besar perkakas yang ada di rumah. Dia sangat suka dunia mekanik dan mesin. Dia kini adalah seorang mekanis handal dan membuka bengkel besar. Kakaknya yang kedua sangat hobi sekali menonton berita, dia sangat suka sekali mengarang suatu karangan. Dia sekarang adalah seorang jurnalis di salah satu surat kabar. Sedangkan adik perempuannya sangat suka sekali dunia olahraga, dia sudah sering sekali mengikuti ajang-ajang pecan olahraga selama di sekolah. Dan telah memenangkan beberapa trofi penghargaan. Dari tiga saudaranya, hanya Anisa lah yang sangat menyukai dunia seni dan sastra. Anisa sangat suka kali menggambar dan menulis karangan, ketika ia bosan maka ia akan menggambar. Karena dengan menggambar menurutnya dapat menghilangkan kebosanan dengan sendirinya karena emosi yang terluap mengalihkan itu semua. Selain itu, Anisa juga gemar sekali membuat karangan, misalnya seperti puisi, cerpen dan lainnya. Jika ia ada masalah atau apapun ia meluapkannya dalam bentuk tulisan, dan tulisan-tulisan itu terdengar indah dan tertuang dengan sendirinya sesuai kata hatinya sehingga tertulis sedemikian rupa. Bakat-bakat seperti itu memang sudah dibawanya sejak lama, sejak dia masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak saja ia sudah menyukai hal-hal semacam itu, terutama dalam hal menggambar dan mewarnai. Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar, Anisa mengikuti ajang perlombaan menggambar dan mewarnai tingkat nasional dan meraih juara 3, diikuti dengan lomba membaca puisi serta membuat puisi mendapat juara 1, dan mengikuti ajang perlombaan melukis seni kaligrafi islam, namun keberuntungan tidak lagi berpihak padanya. Ia tidak tidak masuk nominasi juara. Namun itu tidak mensurutkan semangatnya untuk terus berkarya. Dan beralih setelah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, Anisa mengikuti ajang perlombaan mengarang dengan Tema Kebudayaan, Anisa mengikuti ajang perlombaan itu dan ia sangat tertarik sekali akan hal itu, dia mengangkat cerita karangannya dari kebudayaan Tanah kelahirannya dari Ujung Timur Pulau Jawa, The Sunrise Of Java Banyuwangi. Dia mengangkat judul Gandrung Banyuwangi, gandrung adalah ikon kota Banyuwangi. Gandrung itu merupakan nama dari sebuah tarian kebudayaan yang ada di kota Banyuwangi. Huruf demi huruf kata demi kata kalimat demi kalimat paragraf demi paragraf maka tersusunlah sebuah karangan hasil buah pemikirannya yang tertuang dalam bentuk tulisan yang tersusun sedemikian indahnya. Setelah tiga hari penantian, tibalah pada saat penentuan. Anisa tidak merasa takut ataupun minder, ia tetap optimis walau saingannya mengangkat judul dengan judul yang sangat unik-unik dan beragam pula. Ia menepis semua keraguan dan sifat pesimisnya, beralih menjadi suatu keyakinan dan jiwa optimis yang membara. Semua mata tertuju pada sang pengumum juara, suasana ricuh sekejap hening dan sontak kembali berteriak dengan sorakan hebat dan tepuk tangan yang sangat meriah. Terlontar dari bibir sang pembaca nominasi dengan nama Siti Anisa dengan judul karangan Gandrung Banyuwangi. Anisa sangat bangga sekali sehingga air mata di kedua pelupuk matanya seakan tak kuasa lagi untuk ditahan dan akhirnya terjatuh walau ia menahannya agar tidak terjatuh. Dengan bangga Anisa maju ke hadapan khalayak ramai dengan memegang piagam penghargaan dan serangkaian bunga. Semua mata tertuju padanya, semua insan memandang kearahnya. Anisa dengan wajah berseri-seri bangga dan haru menghadap ke arah penonton sambil tersenyum bangga. Memang cukup membanggakan, orang tuanya sangat senang akan bakat yang dimiliki anaknya itu. Meskipun demikian, Anisa juga sangat bagus di bidang akademiknya, dia selalu meraih prestasi selama belajar di sekolah. Anisa juga termasuk anak yang gemar membaca, ia dijuluki si kutu buku dan kamus berjalan di kelasnya. Namun Anisa tetap biasa saja, walau sering dijuluki itu oleh teman-temannya. Dia hanya tersenyum bila temannya meledeknya, karena emang nyatanya dia sangat hobi membaca.

2

M
asa remaja yang di kenal dengan masa pubertas adalah masa dimana seseorang mulai menginginkan dan mencari jati dirinya sebenarnya. Masa-masa labil yang dialami ABG alias Anak Baru Gede. Remaja akan lebih hiperaktif dalam segala hal. Dan masa ini pula, mulai adanya istilah cinta-cintaan walau itu cinta monyet. Itulah yang namanya remaja, pasti ingin merasakan yang namanya jatuh cinta dan pencarian jati diri. Tidak luput juga, itu termasuk pada Anisa, walaupun sikapnya yang begitu cuek namun diam-diam diam ada seorang yang di sukainya di kelas. Seseorang yang disukainya ialah tak lain musuh bebuyutannya selama ia berada di bangku Sekolah Dasar, seseorang yang menjadi musuhnya dan selalu bertengkar dengannya. Seseorang yang selalu membuatnya menangis, seseorang yang selalu beradu mulut dengannya, seseorang yang membuatnya benci sebenci-bencinya karena ia begitu menjengkelkan. Namun semua rasa itu kini berubah menjadi suatu perasaan yang tak ada yang tahu alasan mengapa itu bisa terjadi, perasaan yang tidak perlu nama, perasaan yang tidak butuh alasan, sebuah rasa yang tak akan pernah diduga sebelumnya dan berlabuh dimana. Anisa tak pernah menyangka sebelumnya mengapa rasa benci terdalamnya dapat berubah menjadi rasa cinta yang begitu dalam pula. Ia tak mengerti mengapa bisa ia menyukai seseorang yang sebelumnya sangatlah ia benci. Ia sangat tidak menyangka mengapa rasa itu dapat berbalik arah menjadi suatu rasa yang masih belum bisa ia terima mengapa itu dapat terjadi. Itulah perasaan cinta yang tengah ia alami kala itu. Apakah seseorang yang disukainya juga memiliki perasaan yang serupa dengannya? Itulah tanda Tanya yang membayang di benak gadis itu. Namun semua itu terjawab sudah oleh suatu pandangan yang ia lihat. Perasaan itulah yang membuatnya mati rasa terhadap cinta, karena seseorang yang begitu di cintainya menyatakan perasaan cinta terhadap teman dekatnya sendiri tepat di hadapannya. Hatinya sangat sakit, namun kepiluan itu hany berundung sesaat. Dia sadar dan berterimakasih bahwa telah ditunjukkan kepadanya apa yang sebenarnya sehingga dia tak terlalu jauh memendam rasa. Kini perasaan indah itu berubah menjadi perasaan yang kaku dan hilang begitu saja. Itulah yang membuat Anisa sangat enggan berbicara tentang cinta. Menurutnya perasaan cinta, hanyalah perasaan insan yang mencintai seseorang namun tanpa orang yang disukainya tahu tanpa ada daya seorang wanita untuk memulai dahulu dan menyatakan apa yang ia rasakan tentang cinta yang dialaminya, dan berujung pada air mata semata. Itulah yang membuatnya kini tidak terlalu peduli dengan yang namanya cinta. Jadi Anisa yang sekarang lebih cuek dan tidak terlalu peduli tentang hal-hal semacam itu. Dan dia juga telah memiliki prinsip dan komitmen bahwa lebih baik di cintai daripada mencintai seseorang. Karena mencintai itu suatu keadaan yang pahit, tak semanis dicintai. Kini dia hanya menunggu orang yang tepat dan benar-benar mencintai dan kelak akan mencarinya. Dan ia juga memegang prinsip dari suatu pernyataan yang pernah ia baca bahwa “ cintaku boleh gagal sekarang namun studiku harus super, karena karir akan membawa pada cinta yang berkualitas”. Itu lah yang selalu ia pegang dan tersimpan di benaknya.


3

K
ini Anisa sudah beranjak dewasa, ia disibukkan dengan studinya di kampus.Anisa adalah salah satu mahasiswi Universitas Airlangga Surabaya, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Prodi Bahasa Inggris. Dia bertekad untuk segera menyelesaikan studinya itu. Hari-hari Anisa tampak begitu nyaman dan biasa saja tanpa adanya sang pujaan hati yang melabuhkan cinta di hatinya. Dia tetap Have fun dengan kesendiriannya. Tak peduli orang ingin berpikir apa tentangnya jika ditanya perihal asmara. Sore itu Anisa duduk-duduk di depan rumahnya dengan memandangi angkasa yang luas dengan pelangi yang membantang di jagad raya menghias cakrawala. Kala itu seusai turun hujan, suasana begitu menyejukkan dan damai, angin sore berhembus sepoi-sepoi. Semilir angin terasa begitu menyambut dan dedaunan sang pohon melambai-lambai seakan menyapa. Jam pun terus bergulir, dan tak terasa Sang ufuk timur perlahan-lahan mulai menyembunyikan sosoknya, terpancar cahaya kuning emas kesegala penjuru dan perlahan-lahan punah. Kericuhan suara ayam-ayam mulai terdengar ketikasang pemilik sibuk mengumpulkan dan memulangkannya ke kandangnya, dan para penghuni rumah mulai bergegas masuk ke biliknya masing-masing. Dan Anisa pun mulai bergegas mengambil air wudhu untuk segera menjalankan kewajibannya sebagai umat islam yaitu melaksanakan sholat fardhu. Dalam doanya selalu berisi harapan dan doa-doa sucinya. “ Ya Allah, sukseskanlah hamba dan keluarga hamba dunia dan akhirat, angkatlah derajat hamba dan keluarga hamba dengan jajaran orang-orang tinggi dan mulia, dan pertemukanlah hamba kelak dengan orang yang tepat”. Itulah doa Anisa yang selalu ia panjatkan setelah sholat fardhu, doa singkat tapi mencakup segalanya. Dan seusai sholat ia duduk terpaku diam membisu dengan merenung. Setelah sekian lama berunduk dalam kesendiriannya ia termenung lama. Anisa tengah merenungkan kesendiriannya kini, tanpa adanya pasangan yang selalu ada untuknya di saat apapun. Anisa adalah sosok gadis yang tidak neko-neko, gaya hidupnya berbeda dengan anak muda pada umumnya. Jika anak muda pada umumnya akan disibukkan dengan pacarnya, jalan malam bareng pacar, makan malam bareng pacar, kesana kemari di temani pacar. Tapi itu tidak pada Anisa, menurutnya hal-hal seperti itu tidak lain bukanlah dunianya, bukan seorang dirinya jika ia melakukan hal-hal semacam itu. Bukanlah buruk, bukan juga salah tapi mungkin menurut pandangannya dia tidak patut untuk seperti itu. Dan dia selalu berfikir panjang dalam menentukan setiap langkahnya, apakah pantas ataupun tidak pantas ? Anisa sudah lama sekali dengan kesendiriannya. Namun hal itu tidak mengerutkan semangatnya sedikitpun, dia jadi lebih dewasa dalam menghadapi masalah lebih mandiri dan lebih tegar. Bukan karena tidak ada yang mau dengannya, tapi memang Anisa yang tidak ingin terlalu cepat dalam menentukan keputusan-keputusan jika seseorang menyatakan perasaan cinta kepadanya. Mungkin kelihatannya kaku, tapi itulah dirinya. Dalam benaknya, lebih baik menunggu seseorang yang tepat walau dalam kurun waktu yang lama, daripada menghabiskan waktu dengan terbuang sia-sia dengan orang yang salah. Memang cukup logis, tapi dizaman yang sekarang ini memang jarang orang berfikir semacam itu, mungkin orang beranggapan lebih baik menghabiskan masa mudanya dengan apa yang ia mau sesuka hatinya. So, memang masa muda hanya bahagia dengan pacarmu ? tidak juga kan ? bisa juga kita bahagia dengan yang lain, bisa pada teman, sahabat, keluarga bahkan diri kita sendiri karena kita lebih bebas sesuka hati kita. jadika dirimu seorang Pencari Cinta Sejati tapi Bukan Pengemis Cinta.Tapi bagaimana kalo kita merasa sedikit iri kepada orang bersama pasangannya ? duh, mengapa harus iri guys. Tuhan sudah mengatur segalanya dengan bijak dan indah, jadi tenang aja guys. Jika kita tak dipertemukan sekarang dengan jodoh kita, rencana Tuhan akan jauh lebih indah walau tak terjangkau dari yang kita pikirkan, kita akan dipertemukan diwaktu dan momen yang tepat dan juga indah pastinya. So, calm down guys !!. Tersentak suara kegaduhan membangunkan lamunan panjangnya, suara kericuhan dari sepasang kucing yang bertengkar. Tiba-tiba dia tertawa geli, dia teringat dan mengaitkannya dengan lamunan panjangnya bahwa kucing aja bertengkar walau sering bersama di kala apapun apalagi manusia. Dia tertawa geli dengan apa yang dipikirnya dan dengan geleng-geleng kepala sambil tersenyum-senyum. Waktu terus berputar, detak jam pun berbunyi, tak terasa waktu malam semakin larut. Sang pengingat waktu telah menunjukkan pukul 22.30. Anisa pun bergegas untuk cepat tidur, namun hanya saja mata belum bisa mengatupkan pelupuknya. Anisa pun mendengarkan musik untuk bisa dapat membuatnya cepat terlelap. Alhasil Anisa pun dapat tertidur dengan sendirinya dengan headset yang masih berada di telinganya. Ketika adzan tengah berkumandang, membangunkan Anisa dari tidur panjangnya. Anisa bergegas bangun dan segera menunaikan sholat subuh. Ia tidak ingin sang surya mendahuluinya untuk bangun lebih dulu.








4

S
etelah sekian lama tak mengenal cinta dan telah kaku dan mati perasaannya terhadap cinta, kini Anisa di gusarkan oleh rasa yang sebelumnya tak pernah ia bayangkan akan terjadi padanya. Anisa menaruh hati dengan seseorang yang kerap menelpon dan mengirim pesan dengannya. Walaupun pada awalnya ia hanya sekedar iseng-iseng saja dalam menanggapinya namun kini perasaan itu berbalik arah dan tak dapat ia sangkal dan tolak bahwa ia mencintainya. Entah sehebat apakah seseorang itu dapat meluluhkan hati Anisa yang telah lama mati rasa tentang cinta. Tapi itulah hati, seseorang tak dapat menolak rasa jika cinta telah bermain dan bersekongkol di dalamnya. Tak ada yang mampu mengalahkan dan menggeser apapun jika cinta yang tengah bergejolak membara di dalamnya. Setiap ia menerima pesan di blackberry messengernya, ia sangatlah ceria dan seakan raut wajah tak dapat menutupi keriangan yang terjadi. Entah sekuat apakah magnet yang telah menarik hati sang gadis itu. Sebenarnya lelaki itu bukanlah seseorang yang begitu sempurna, namun jika seseorang telah jatuh cinta kesempurnaan telah dilihatnya dalam diri orang yang di cintainya meskipun orang tidak memandang sedemikian indahnya. Itulah yang dinamakan bahwa cinta itu buta, memang tepat sekali ungkapan itu, cinta dapat membutakan segalanya. Seseorang itu bernama Bastian, Bastian bukanlah teman baru yang ia kenal melainkan mereka sudah cukup kenal lama dan akrab ketika duduk di bangku SLTP. Waktulah yang mempertemukan mereka kembali untuk saling dekat dan mengenal satu sama lain. Padahal mereka sudah lost contact dalam kurun waktu yang cukup lama, namun Sang Pencipta berkehendak lain dan mereka dipersatukan dalam suatu ikatan yang tak bernama. Mereka menjalin suatu hubungan tanpa status alis HTS. Kedekatan mereka sudah layaknya pasangan kekasih saja, karena hampir setiap menit mereka berkomunikasi dan memberi kabar apapun. Dan menelpon berjam-jam, walau sudah bertemu langsung sekalipun. Jika di pikir secara sigap. Mengapa tidak memutuskan untuk menjalin tali kasih ? bukannya sudah saling dekat dan saling mengerti satu sama lain ? bukannya sudah saling mencintai ? itu memang pertanyaan-pertanyaan yang kerap mereka pikirkan. Tapi semuanya tak semudah membalik telapak tangan, semua itu tidak semudah yang dipikirkan.



5

D
alam menjalin suatu ikatan, kita harus selaras dan sejalan apa yang kita pikirkan dengan apa yang dipikirkan pasangan kita, yang lebih utamanya kepercayaan yang dianut. Itulah yang membuat keduanya hanya diam di tempat dan tak berani beranjak ke sudut lainnya, dan menyadari bahwa mereka saling cinta namun penghalang besar tengah mengintai keduanya. Bastian adalah anak seorang pendeta sedangkan Anisa dari kecil berada dikalangan keluarga yang sangat memegang kuat ukhuwah islamiyah. Mereka sebenarnya saling mencintai, namun entah mengapa mereka masih saja sering menutupi perasan itu dari keduanya. Jika mereka egois, mereka akan tetap melanjutkan kisah mereka dengan perbedaan yang dimiliki masing-masing. Tapi mereka tak semudah itu mengambil keputusan, karena jika pada akhirnya mereka akan saling menyakiti kelak nantinya. Tapi perasaan itu sangat menyiksa batin mereka, entah mengapa mereka tetap tak beranjak dari perasaan itu. Sebenarnya mereka ingin bersatu namun apalah daya jika semua itu dibangun di atas perbedaan yang sangat-sangat menjadi dasar dari segalanya. Itulah yang membuat mereka tak ingin saling menyakiti kelak. Mereka sudah saling menyatakan rasa sayangnya satu sama lain, namun Bastian masih belum berani dengan serius untuk menjadikan Anisa kekasihnya, hanya saja sering ia lontarkan kata-kata semacam itu dalam bentuk gurauan semata. Karena terlalu lama di gantung, Anisa berniat untuk melupakan Bastian, namun perasaan itu tidak segampang itu mudah dihilangkannya. Tapi menjadi masalah yang serius juga bila Bastian mengungkapkan cintanya dengan serius dan menunggu pengharapan jawaban darinya, ia juga akan merasa bingung untuk menerimannya meskipun hati tak dapat didustai. Tapi jika itu memang harus terjadi suatu kebijakan serius harus terfikir, bahwasanya mungkin dengan menjauh dapat menghilangkan perasaannya dan pada akhirnya jika mereka berlanjut tak akan melukai hati satu sama lain. Hal itu membuat Anisa jadi cukup menutup hati dengan laki-laki lain. Anisa masih saja memikirkan perasaan Bastian bila ia menjalin kedekatan dengan laki-laki lain. Tapi apalagi yang harus ia tunggu, mereka sudah tidak cocok dari hal yang dasar saja. Itu semua karena bayangan Bastian tidak semudah itu hilang dari benaknya dengan sekejap waktu. Untuk menerima pengganti Bastian dalam hatinya cukup sulit di lakukannya. Dan dia membuat motivasi sendiri dalam dirinya bahwa jika memang dialah orang yang tepat untuknya kelak akan dipertemukan kembali dengan waktu dan keadaan yang tepat pula. Karena Allah tidak akan salah memasangkan dan tidak akan tertukar tulang rusuk pasangannya kelak untuk dirinya. Anisa ingin sekali merelakan rasa itu pergi, namun sangat sukar sekali ia lakukan dan menghempaskannya begitu saja. Rasa itu telah jauh tertanam dalam di lubuk hatinya, sehingga susah sekali untuk mencabut dan menghilangkan rasa yang tertancap cukup lama di hati. Ohh, itu sungguh memerangi jiwa yang bertolak pada perasaan. Tapi itulah yang harus dilakukan, karena Anisa tak mungkin menerima kehadiran Bastian begitu saja untuk menjadi kekasih hatinya. Dia juga harus memikirkan keluarganya, dan larangan-larangan islam lainnya jika ia bersamanya. Itu hanya dapat terwujud bila Bastian bersedia menjadi seorang muallaf namun itu suatu kemustahilan yang amat besar. Karena tidak mungkin seorang anak mengkhiantai orang tuanya sendiri, dan mengkhianati keluarganya. Semua itu karena cinta, cintalah yang membuat mereka berperang dengan diri mereka dan perasaan mereka sendiri. Tapi itulah kehendak Allah, Allah telah memberikan rasa itu pada mereka, namun kebijakan merekalah yang harus mampu mengalahkan rasa yang tertanam cukup dalam itu. Sebenarnya dengan sikap mereka yang saling menjauhi membuat mereka tersiksa batin dan perasaan, Anisa selalu merudung pada kegalauannya dan memandangi poto sang pria yang telah melabuhkan cinta di hatinya. Begitu juga dengan Bastian, ia juga tak bisa berlarut berperang dengan rasa. Ia sangat merindukan sang gadis pujaannya itu. Namun, rasa itu harus terelakan walau jiwa dan hati tak sanggup menerimanya. Semua itu demi kebaikan mereka masing-masing.








6

D
engan sikap Anisa yang terkesan menjauh membuat Bastian merasa sedikit tersinggung akan sikapnya yang demikian kepadanya. Anisa cukup menjauh darinya. Namun seketika hatinya tersadar bahwa mungkin Anisa memang sengaja menjauhinya untuk tidak berlarut dalam perasaan cinta mereka yang kelak nantinya akan saling menyakiti karena pasti dengan perbedaan mereka membuat hubungan cinta mereka tidak akan bertahan lama dan akan kandas pastinya. Kedua insan ini mulai mengerti satu sama lain, dan mencoba merelakan rasa yang dimiliki dengan tujuan yang terbaik. Jika mereka memang jodoh pasti akan di pertemukan kembali dengan momen dan keadaan yang indah dan tepat nantinya. Kemudian Bastian berniat menghubungi Anisa dan mengajaknya untuk bertemu dan membicarakan semuanya dengan baik-baik sehingga hati terbebas dengan perasaan yang lega dan bebas dari kepiluan yang berkepanjangan nantinya. Anisa terkejut tiba-tiba ponselnya bordering dan dilihatnya nama Bastian terpampang di ponselnya. Dia sangatlah terkejut karena sudah cukup lama mereka hilang kontak dan tidak saling menghubungi. Lalu dengan segera Anisa mengangkat ponselnya yang tengah bordering dan dengan gugup kata HALO terlontar dari bibirnya. Lalu Bastian mengatakanbahwa Ia sangat ingin menemuinya di taman kota sekarang. Dengan segera keduanya bergegas kesana, dan sampainya disana tidak seorang pun berada disana. Anisa merasa sangat marah dan beranggaan bahwa ia telah di perdaya dan dipermainkan perasaannya. Namun anggapannya sungguhlah salah, Bastian sudah berada disana lebih dulu sebelum ia datang. Dan memanggil Anisa dengan teriakan lembut dari belakang ketika Anisa berniat meninggalkan tempat itu. Anisa pun menoleh ke belakang dan tanpa ekspresi dia terperangah sesaat. Mereka sangat senang bisa berjumpa lagi setelah sudah cukup lama berpisah. Mereka saling berpandangan dan berjabat tangan. Suasana kala itu banyak dihabiskan dengan keheningan dan tatapan-tatapan antara keduanya dan senyuman-senyuman kecil. Disaat itulah Bastian menyatakan perasaannya yang sebenarnya terhadap Anisa bahwa ia benar-benar mencintainya dan tak dapat seorang pun menggantikan sosok dirinya di lubuk hati terdalam. Dia berkata bahwa apapun jawaban yang akan terlontar dari Anisa akan tetap diterimanya dengan lapang dada. Karena ia mengaku tak bisa memendam perasaan cintanya dalam bayangan-bayangan tali kasih. Anisa hanya terpaku diam dan membisu, ia tak dapat membohongi perasaannya sendiri. Bohong sekali jika ia bicara bahwa ia tak mencintai Bastian. Dengan saling bertatap muka, mereka tak kuasa menahan air mata dari pelupuk mata. Yang semula berkaca-kaca, air mata tak kuasa tertahan dan terjatuh. Anisa menangis dan Bastian memeluk erat Anisa sambil mengelus-elus rambut sang gadis pujaannya itu. Bastian dengan lembut mengatakan bahwa, “ aku tau perbedaan yang kita miliki, tapi itulah landasan dari segalanya, aku juga tak bisa menolak perasaan ini. Inilah perasaan cintaku, tapi memang ini keputusan yang sulit, sudah cukup lama aku memendam rasa ini tapi jiwaku tak mampu, aku akui bahwa aku memang bukanlah yang terbaik dari yang terbaik. Aku yakin kelak kamu akan mendapatkan cinta lagi yang sejatinya untukmu, aku akan merelakan rasa ini berdiam diri tak berpindah kelain arah dan tetap berada padamu.” Itulah kata-kata yang terucap dari bibir Bastian dengan tertatih ia lontarkan. Anisa hanya mengangguk-angguk saja tanpa bisa berkata apa-apa karena ia begitu mencintainya. Namun mereka keduanya telah ikhlas merelakan rasa cinta mereka untuk tetap abadi dan tak terganti tanpa adanya perpisahan yang menimbulkan saling menyakiti dan kepiluan yang berkepanjangan. Kini mereka tetap berteman dekat selayaknya kakak adik, karena mereka sudah saling mengerti satu sama lain. Dan mereka kini menantikan seseorang yang menjadi penghujung harapan cintanya masing-masing dengan perasaan ikhlas dan tanpa memendam rasa cinta yang terdalam dari cinta sebelumnya




7

I
tulah keputusan bijak yang dilakukan oleh keduanya, kini mereka dengan tulus melepas dan merelakan keduanya dan menanti sang sandaran hidupnya yang kelak kekal bersanding bersamanya di penghujung harapan. Tahun berganti bulan, bulan berganti minggu, minggu berganti hari, hari berganti jam, jam berganti menit dan menit pun berganti detik.Akhirnya Anisa lulus juga dari studinya di kampus dan wisuda. Hari penantian yang sangat dinantikan oleh semua para mahasiswa di dunia. Kini Anisa lebih disibukkan dengan karirnya dia adalah seorang guru bahasa inggris di salah satu sekolah menengah atas di kota Surabaya, selain sebagai seorang guru, Anisa juga seorang penulis novel-novel serta majalah inspirasi yang tengah naik daun, dan ia juga memiliki bisnis butik di rumahnya, selain itu ia juga memiliki gallery art yang menjual berbagai lukisan-lukisan indah hasil karya tangannya sendiri dan berbagai karya kerajinan tangan lainnya. Sekarang, Anisa yang dulu bukan apa-apa, kini menjelma menjadi seorang wanita tangguh yang disibukkan dengan berbagai macam karirnya yang memang dilibatkannya bakat dan keahlian yang dimilikinya sejak kecil untuk ambil andil mensukseskan bisnisnya. Selain itu, ia juga memiliki usaha dibidang kuliner, usaha yang digelutinya itu ia impikan sejak ia masih kuliah dulu. Ketika kuliah dulu, ia pernah mengimpikan untuk memiliki sebuah restaurant yang menyajikan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, yakni ia membuka restaurant Anisa’s Paradise yang menyajikan makanan special utama yaitu nasi goreng surga dan nasi goreng neraka. Nasi goreng surga neraka ini sebenarnya tidak cukup jauh berbeda dengan nasi goreng pada umumnya. Dengan makan nasi goreng surga, kita akan merasakan nikmatnya yang begitu nikmat karena dengan cita rasa nasi goreng dengan lelehan saus nanas dan madu yang begitu menggiurkan selera. Dan nasi goreng neraka, kita di beri berbagai varian rasa yakni sambal cabe hijau ekstra pedas, sambal cabe merah ekstra panas dan sambal saus tomat extraordinary. Karena rasanya yang begitu menggelegar maka itulah yang manggambarkan dan menganalogikan penggambaran indahnya surge dan panasnya neraka. Ide itu ia dapatkan ketika ia mengerjakan dan menyelesaikan tugas kewirausahaan dulu ketika kuliah. Kini impiannya yang dulu hanyalah angan-angan semata kini dapat diwujudkannya dalam bentuk kenyataan dengan berbekal modal dari hasil-hasil bisnisnya terdahulu.


8

 A
khirnya Sang Pencipta sudah membuat rencana yang begitu indah, Anisa dipertemukan dengan jodohnya. Karena kesibukannya setiap hari dalam karirnya ia tak pernah memikirkan tentang asmaranya. Namun, seorang pria datang kepada keluarganya dan meminta izin untuk kenal lebih jauh dengan putri mereka. Anisa juga tidak terlalu menutup diri, ia menerima pendekatan dari pria itu dan mereka menjalin hubungan untuk lebih mengenal satu sama lain yang tak lain disebut Ta’arufan. Entah apa yang membuat pria itu tertarik dengan sosok Anisa. Entah daya magnet sekuat apakah sehingga mampu membuatnya jatuh hati kepada Anisa. Itulah kehendak dan rencana Sang Maha Kuasa, tak akan ada yang pernah tahu kapan terjadi dan kapan akan berakhir. Itulah suatu rahasia ilahi Sang Maha Agung Maha Besar Maha Pemilik Segalanya Allah SWT. Pria itu bernama Ihsan Pratama, dia adalah seorang Dokter muda yang bekerja di salah satu Rumah Sakit ternama di kota Surabaya. Dan waktu tak terasa berlalu begitu saja secara singkat, akhirnya mereka yang sudah saling menjalin kedekatan bersepakat untuk hidup bahagia bersama menjalin bahtera rumah tangga. Akhirnya, Anisa telah menemukan pendamping hidupnya, setelah sekian lama terpuruk dalam kepiluan cinta sebelumnya. Kepiluan-kepiluan itu sudah terganti dengan apa yang dimilikinya saat ini, kini kebahagiaan datang menghampirinya dan pasangan yang bersanding dengannya telah didatangkan oleh Sang Pencipta tanpa diduga dan disadari sebelumnya. Semua itu sudah diatur dan sudah tersirat dalam suratan takdir. Kini Anisa merasa sangat bahagia, apa yang diharapkannya dan apa yang terucap dan tersebut dalam lantunan doa-doa sucinya sepanjang hari terkabulkan dan di satukan dengan cinta terakhir yang menjadi tumpuan sandaran puncak hidupnya di Penghujung Harapan yang indah.

Sekian


RIWAYAT PENULIS



ANA IMROATUL HUSNA
PENGHUJUNG HARAPAN






1

A
nisa dilahirkan dikalangan keluarga yang sangat agamis, Kakeknya adalah seorang penyebar agama islam dan ibnu sabil. Darah leluhur dari kakeknya adalah seorang pendiri-pendiri pondok pesantren di Jawa dan masih darah keturunan penyebar agama islam di Pulau Madura. Jadi dia dibesarkan dikalangan keluarga yang sangat-sangat agamis dan tidak sedikitpun melenceng dari koridor islamiyah. Anisa adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Bagus dan Ibu Rani. Ayah dan ibunya selalu mengajarkan bahwa betapa pentingnya kerukunan, oleh Karena itu setiap hari keluarga itu selalu melaksanakan apapun dengan bersama, seperti rutinitas mereka melaksanakan sholat berjamaah dan bersenda gurau sehingga menghidupkan suasana keluarga yang terpancar damai dan harmonis. Keluarga adalah harta paling berharga dalam hidup Anisa, baginya hidupnya tak akan berarti apa-apa tanpa adanya keluarga yang selalu memacu dan memberinya semangat dalam hal apapun. Walaupun Anisa bukanlah anak bungsu, tapi dia termasuk anak yang manja kepada ayah ibunya. Tabiatnya sungguh jauh berbeda dengan tabiat si bungsu, yakni adik perempuannya. Jika adiknya lebih ke gaya tomboy dan pemberani tapi tidak pada Anisa, ia sungguh feminim dan sedikit penakut. Keluarga Anisa sungguhlah keluarga yang sangat harmonis, kebersamaan mereka tak pernah dilalui dengan ketegangan atau keegoisan masing-masing. Melainkan selalu adanya keharmonisan dan kerukunan dalam hal apapun dan kompak. Jarang sekali kebersamaan mereka dilalui tanpa adanya kecanda tawaan karena mereka memang keluarga yang cukup humoris semuanya. Keempat kakak beradik ini memiliki perangai dan kegemarannya masing-masing. Kakak pertama sangat suka sekali dalam hal bongkar membongkar. Dari kecil saja dia sudah suka bongkar membongkar sebagian besar perkakas yang ada di rumah. Dia sangat suka dunia mekanik dan mesin. Dia kini adalah seorang mekanis handal dan membuka bengkel besar. Kakaknya yang kedua sangat hobi sekali menonton berita, dia sangat suka sekali mengarang suatu karangan. Dia sekarang adalah seorang jurnalis di salah satu surat kabar. Sedangkan adik perempuannya sangat suka sekali dunia olahraga, dia sudah sering sekali mengikuti ajang-ajang pecan olahraga selama di sekolah. Dan telah memenangkan beberapa trofi penghargaan. Dari tiga saudaranya, hanya Anisa lah yang sangat menyukai dunia seni dan sastra. Anisa sangat suka kali menggambar dan menulis karangan, ketika ia bosan maka ia akan menggambar. Karena dengan menggambar menurutnya dapat menghilangkan kebosanan dengan sendirinya karena emosi yang terluap mengalihkan itu semua. Selain itu, Anisa juga gemar sekali membuat karangan, misalnya seperti puisi, cerpen dan lainnya. Jika ia ada masalah atau apapun ia meluapkannya dalam bentuk tulisan, dan tulisan-tulisan itu terdengar indah dan tertuang dengan sendirinya sesuai kata hatinya sehingga tertulis sedemikian rupa. Bakat-bakat seperti itu memang sudah dibawanya sejak lama, sejak dia masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak saja ia sudah menyukai hal-hal semacam itu, terutama dalam hal menggambar dan mewarnai. Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar, Anisa mengikuti ajang perlombaan menggambar dan mewarnai tingkat nasional dan meraih juara 3, diikuti dengan lomba membaca puisi serta membuat puisi mendapat juara 1, dan mengikuti ajang perlombaan melukis seni kaligrafi islam, namun keberuntungan tidak lagi berpihak padanya. Ia tidak tidak masuk nominasi juara. Namun itu tidak mensurutkan semangatnya untuk terus berkarya. Dan beralih setelah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, Anisa mengikuti ajang perlombaan mengarang dengan Tema Kebudayaan, Anisa mengikuti ajang perlombaan itu dan ia sangat tertarik sekali akan hal itu, dia mengangkat cerita karangannya dari kebudayaan Tanah kelahirannya dari Ujung Timur Pulau Jawa, The Sunrise Of Java Banyuwangi. Dia mengangkat judul Gandrung Banyuwangi, gandrung adalah ikon kota Banyuwangi. Gandrung itu merupakan nama dari sebuah tarian kebudayaan yang ada di kota Banyuwangi. Huruf demi huruf kata demi kata kalimat demi kalimat paragraf demi paragraf maka tersusunlah sebuah karangan hasil buah pemikirannya yang tertuang dalam bentuk tulisan yang tersusun sedemikian indahnya. Setelah tiga hari penantian, tibalah pada saat penentuan. Anisa tidak merasa takut ataupun minder, ia tetap optimis walau saingannya mengangkat judul dengan judul yang sangat unik-unik dan beragam pula. Ia menepis semua keraguan dan sifat pesimisnya, beralih menjadi suatu keyakinan dan jiwa optimis yang membara. Semua mata tertuju pada sang pengumum juara, suasana ricuh sekejap hening dan sontak kembali berteriak dengan sorakan hebat dan tepuk tangan yang sangat meriah. Terlontar dari bibir sang pembaca nominasi dengan nama Siti Anisa dengan judul karangan Gandrung Banyuwangi. Anisa sangat bangga sekali sehingga air mata di kedua pelupuk matanya seakan tak kuasa lagi untuk ditahan dan akhirnya terjatuh walau ia menahannya agar tidak terjatuh. Dengan bangga Anisa maju ke hadapan khalayak ramai dengan memegang piagam penghargaan dan serangkaian bunga. Semua mata tertuju padanya, semua insan memandang kearahnya. Anisa dengan wajah berseri-seri bangga dan haru menghadap ke arah penonton sambil tersenyum bangga. Memang cukup membanggakan, orang tuanya sangat senang akan bakat yang dimiliki anaknya itu. Meskipun demikian, Anisa juga sangat bagus di bidang akademiknya, dia selalu meraih prestasi selama belajar di sekolah. Anisa juga termasuk anak yang gemar membaca, ia dijuluki si kutu buku dan kamus berjalan di kelasnya. Namun Anisa tetap biasa saja, walau sering dijuluki itu oleh teman-temannya. Dia hanya tersenyum bila temannya meledeknya, karena emang nyatanya dia sangat hobi membaca.

2

M
asa remaja yang di kenal dengan masa pubertas adalah masa dimana seseorang mulai menginginkan dan mencari jati dirinya sebenarnya. Masa-masa labil yang dialami ABG alias Anak Baru Gede. Remaja akan lebih hiperaktif dalam segala hal. Dan masa ini pula, mulai adanya istilah cinta-cintaan walau itu cinta monyet. Itulah yang namanya remaja, pasti ingin merasakan yang namanya jatuh cinta dan pencarian jati diri. Tidak luput juga, itu termasuk pada Anisa, walaupun sikapnya yang begitu cuek namun diam-diam diam ada seorang yang di sukainya di kelas. Seseorang yang disukainya ialah tak lain musuh bebuyutannya selama ia berada di bangku Sekolah Dasar, seseorang yang menjadi musuhnya dan selalu bertengkar dengannya. Seseorang yang selalu membuatnya menangis, seseorang yang selalu beradu mulut dengannya, seseorang yang membuatnya benci sebenci-bencinya karena ia begitu menjengkelkan. Namun semua rasa itu kini berubah menjadi suatu perasaan yang tak ada yang tahu alasan mengapa itu bisa terjadi, perasaan yang tidak perlu nama, perasaan yang tidak butuh alasan, sebuah rasa yang tak akan pernah diduga sebelumnya dan berlabuh dimana. Anisa tak pernah menyangka sebelumnya mengapa rasa benci terdalamnya dapat berubah menjadi rasa cinta yang begitu dalam pula. Ia tak mengerti mengapa bisa ia menyukai seseorang yang sebelumnya sangatlah ia benci. Ia sangat tidak menyangka mengapa rasa itu dapat berbalik arah menjadi suatu rasa yang masih belum bisa ia terima mengapa itu dapat terjadi. Itulah perasaan cinta yang tengah ia alami kala itu. Apakah seseorang yang disukainya juga memiliki perasaan yang serupa dengannya? Itulah tanda Tanya yang membayang di benak gadis itu. Namun semua itu terjawab sudah oleh suatu pandangan yang ia lihat. Perasaan itulah yang membuatnya mati rasa terhadap cinta, karena seseorang yang begitu di cintainya menyatakan perasaan cinta terhadap teman dekatnya sendiri tepat di hadapannya. Hatinya sangat sakit, namun kepiluan itu hany berundung sesaat. Dia sadar dan berterimakasih bahwa telah ditunjukkan kepadanya apa yang sebenarnya sehingga dia tak terlalu jauh memendam rasa. Kini perasaan indah itu berubah menjadi perasaan yang kaku dan hilang begitu saja. Itulah yang membuat Anisa sangat enggan berbicara tentang cinta. Menurutnya perasaan cinta, hanyalah perasaan insan yang mencintai seseorang namun tanpa orang yang disukainya tahu tanpa ada daya seorang wanita untuk memulai dahulu dan menyatakan apa yang ia rasakan tentang cinta yang dialaminya, dan berujung pada air mata semata. Itulah yang membuatnya kini tidak terlalu peduli dengan yang namanya cinta. Jadi Anisa yang sekarang lebih cuek dan tidak terlalu peduli tentang hal-hal semacam itu. Dan dia juga telah memiliki prinsip dan komitmen bahwa lebih baik di cintai daripada mencintai seseorang. Karena mencintai itu suatu keadaan yang pahit, tak semanis dicintai. Kini dia hanya menunggu orang yang tepat dan benar-benar mencintai dan kelak akan mencarinya. Dan ia juga memegang prinsip dari suatu pernyataan yang pernah ia baca bahwa “ cintaku boleh gagal sekarang namun studiku harus super, karena karir akan membawa pada cinta yang berkualitas”. Itu lah yang selalu ia pegang dan tersimpan di benaknya.


3

K
ini Anisa sudah beranjak dewasa, ia disibukkan dengan studinya di kampus.Anisa adalah salah satu mahasiswi Universitas Airlangga Surabaya, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Prodi Bahasa Inggris. Dia bertekad untuk segera menyelesaikan studinya itu. Hari-hari Anisa tampak begitu nyaman dan biasa saja tanpa adanya sang pujaan hati yang melabuhkan cinta di hatinya. Dia tetap Have fun dengan kesendiriannya. Tak peduli orang ingin berpikir apa tentangnya jika ditanya perihal asmara. Sore itu Anisa duduk-duduk di depan rumahnya dengan memandangi angkasa yang luas dengan pelangi yang membantang di jagad raya menghias cakrawala. Kala itu seusai turun hujan, suasana begitu menyejukkan dan damai, angin sore berhembus sepoi-sepoi. Semilir angin terasa begitu menyambut dan dedaunan sang pohon melambai-lambai seakan menyapa. Jam pun terus bergulir, dan tak terasa Sang ufuk timur perlahan-lahan mulai menyembunyikan sosoknya, terpancar cahaya kuning emas kesegala penjuru dan perlahan-lahan punah. Kericuhan suara ayam-ayam mulai terdengar ketikasang pemilik sibuk mengumpulkan dan memulangkannya ke kandangnya, dan para penghuni rumah mulai bergegas masuk ke biliknya masing-masing. Dan Anisa pun mulai bergegas mengambil air wudhu untuk segera menjalankan kewajibannya sebagai umat islam yaitu melaksanakan sholat fardhu. Dalam doanya selalu berisi harapan dan doa-doa sucinya. “ Ya Allah, sukseskanlah hamba dan keluarga hamba dunia dan akhirat, angkatlah derajat hamba dan keluarga hamba dengan jajaran orang-orang tinggi dan mulia, dan pertemukanlah hamba kelak dengan orang yang tepat”. Itulah doa Anisa yang selalu ia panjatkan setelah sholat fardhu, doa singkat tapi mencakup segalanya. Dan seusai sholat ia duduk terpaku diam membisu dengan merenung. Setelah sekian lama berunduk dalam kesendiriannya ia termenung lama. Anisa tengah merenungkan kesendiriannya kini, tanpa adanya pasangan yang selalu ada untuknya di saat apapun. Anisa adalah sosok gadis yang tidak neko-neko, gaya hidupnya berbeda dengan anak muda pada umumnya. Jika anak muda pada umumnya akan disibukkan dengan pacarnya, jalan malam bareng pacar, makan malam bareng pacar, kesana kemari di temani pacar. Tapi itu tidak pada Anisa, menurutnya hal-hal seperti itu tidak lain bukanlah dunianya, bukan seorang dirinya jika ia melakukan hal-hal semacam itu. Bukanlah buruk, bukan juga salah tapi mungkin menurut pandangannya dia tidak patut untuk seperti itu. Dan dia selalu berfikir panjang dalam menentukan setiap langkahnya, apakah pantas ataupun tidak pantas ? Anisa sudah lama sekali dengan kesendiriannya. Namun hal itu tidak mengerutkan semangatnya sedikitpun, dia jadi lebih dewasa dalam menghadapi masalah lebih mandiri dan lebih tegar. Bukan karena tidak ada yang mau dengannya, tapi memang Anisa yang tidak ingin terlalu cepat dalam menentukan keputusan-keputusan jika seseorang menyatakan perasaan cinta kepadanya. Mungkin kelihatannya kaku, tapi itulah dirinya. Dalam benaknya, lebih baik menunggu seseorang yang tepat walau dalam kurun waktu yang lama, daripada menghabiskan waktu dengan terbuang sia-sia dengan orang yang salah. Memang cukup logis, tapi dizaman yang sekarang ini memang jarang orang berfikir semacam itu, mungkin orang beranggapan lebih baik menghabiskan masa mudanya dengan apa yang ia mau sesuka hatinya. So, memang masa muda hanya bahagia dengan pacarmu ? tidak juga kan ? bisa juga kita bahagia dengan yang lain, bisa pada teman, sahabat, keluarga bahkan diri kita sendiri karena kita lebih bebas sesuka hati kita. jadika dirimu seorang Pencari Cinta Sejati tapi Bukan Pengemis Cinta.Tapi bagaimana kalo kita merasa sedikit iri kepada orang bersama pasangannya ? duh, mengapa harus iri guys. Tuhan sudah mengatur segalanya dengan bijak dan indah, jadi tenang aja guys. Jika kita tak dipertemukan sekarang dengan jodoh kita, rencana Tuhan akan jauh lebih indah walau tak terjangkau dari yang kita pikirkan, kita akan dipertemukan diwaktu dan momen yang tepat dan juga indah pastinya. So, calm down guys !!. Tersentak suara kegaduhan membangunkan lamunan panjangnya, suara kericuhan dari sepasang kucing yang bertengkar. Tiba-tiba dia tertawa geli, dia teringat dan mengaitkannya dengan lamunan panjangnya bahwa kucing aja bertengkar walau sering bersama di kala apapun apalagi manusia. Dia tertawa geli dengan apa yang dipikirnya dan dengan geleng-geleng kepala sambil tersenyum-senyum. Waktu terus berputar, detak jam pun berbunyi, tak terasa waktu malam semakin larut. Sang pengingat waktu telah menunjukkan pukul 22.30. Anisa pun bergegas untuk cepat tidur, namun hanya saja mata belum bisa mengatupkan pelupuknya. Anisa pun mendengarkan musik untuk bisa dapat membuatnya cepat terlelap. Alhasil Anisa pun dapat tertidur dengan sendirinya dengan headset yang masih berada di telinganya. Ketika adzan tengah berkumandang, membangunkan Anisa dari tidur panjangnya. Anisa bergegas bangun dan segera menunaikan sholat subuh. Ia tidak ingin sang surya mendahuluinya untuk bangun lebih dulu.








4

S
etelah sekian lama tak mengenal cinta dan telah kaku dan mati perasaannya terhadap cinta, kini Anisa di gusarkan oleh rasa yang sebelumnya tak pernah ia bayangkan akan terjadi padanya. Anisa menaruh hati dengan seseorang yang kerap menelpon dan mengirim pesan dengannya. Walaupun pada awalnya ia hanya sekedar iseng-iseng saja dalam menanggapinya namun kini perasaan itu berbalik arah dan tak dapat ia sangkal dan tolak bahwa ia mencintainya. Entah sehebat apakah seseorang itu dapat meluluhkan hati Anisa yang telah lama mati rasa tentang cinta. Tapi itulah hati, seseorang tak dapat menolak rasa jika cinta telah bermain dan bersekongkol di dalamnya. Tak ada yang mampu mengalahkan dan menggeser apapun jika cinta yang tengah bergejolak membara di dalamnya. Setiap ia menerima pesan di blackberry messengernya, ia sangatlah ceria dan seakan raut wajah tak dapat menutupi keriangan yang terjadi. Entah sekuat apakah magnet yang telah menarik hati sang gadis itu. Sebenarnya lelaki itu bukanlah seseorang yang begitu sempurna, namun jika seseorang telah jatuh cinta kesempurnaan telah dilihatnya dalam diri orang yang di cintainya meskipun orang tidak memandang sedemikian indahnya. Itulah yang dinamakan bahwa cinta itu buta, memang tepat sekali ungkapan itu, cinta dapat membutakan segalanya. Seseorang itu bernama Bastian, Bastian bukanlah teman baru yang ia kenal melainkan mereka sudah cukup kenal lama dan akrab ketika duduk di bangku SLTP. Waktulah yang mempertemukan mereka kembali untuk saling dekat dan mengenal satu sama lain. Padahal mereka sudah lost contact dalam kurun waktu yang cukup lama, namun Sang Pencipta berkehendak lain dan mereka dipersatukan dalam suatu ikatan yang tak bernama. Mereka menjalin suatu hubungan tanpa status alis HTS. Kedekatan mereka sudah layaknya pasangan kekasih saja, karena hampir setiap menit mereka berkomunikasi dan memberi kabar apapun. Dan menelpon berjam-jam, walau sudah bertemu langsung sekalipun. Jika di pikir secara sigap. Mengapa tidak memutuskan untuk menjalin tali kasih ? bukannya sudah saling dekat dan saling mengerti satu sama lain ? bukannya sudah saling mencintai ? itu memang pertanyaan-pertanyaan yang kerap mereka pikirkan. Tapi semuanya tak semudah membalik telapak tangan, semua itu tidak semudah yang dipikirkan.



5

D
alam menjalin suatu ikatan, kita harus selaras dan sejalan apa yang kita pikirkan dengan apa yang dipikirkan pasangan kita, yang lebih utamanya kepercayaan yang dianut. Itulah yang membuat keduanya hanya diam di tempat dan tak berani beranjak ke sudut lainnya, dan menyadari bahwa mereka saling cinta namun penghalang besar tengah mengintai keduanya. Bastian adalah anak seorang pendeta sedangkan Anisa dari kecil berada dikalangan keluarga yang sangat memegang kuat ukhuwah islamiyah. Mereka sebenarnya saling mencintai, namun entah mengapa mereka masih saja sering menutupi perasan itu dari keduanya. Jika mereka egois, mereka akan tetap melanjutkan kisah mereka dengan perbedaan yang dimiliki masing-masing. Tapi mereka tak semudah itu mengambil keputusan, karena jika pada akhirnya mereka akan saling menyakiti kelak nantinya. Tapi perasaan itu sangat menyiksa batin mereka, entah mengapa mereka tetap tak beranjak dari perasaan itu. Sebenarnya mereka ingin bersatu namun apalah daya jika semua itu dibangun di atas perbedaan yang sangat-sangat menjadi dasar dari segalanya. Itulah yang membuat mereka tak ingin saling menyakiti kelak. Mereka sudah saling menyatakan rasa sayangnya satu sama lain, namun Bastian masih belum berani dengan serius untuk menjadikan Anisa kekasihnya, hanya saja sering ia lontarkan kata-kata semacam itu dalam bentuk gurauan semata. Karena terlalu lama di gantung, Anisa berniat untuk melupakan Bastian, namun perasaan itu tidak segampang itu mudah dihilangkannya. Tapi menjadi masalah yang serius juga bila Bastian mengungkapkan cintanya dengan serius dan menunggu pengharapan jawaban darinya, ia juga akan merasa bingung untuk menerimannya meskipun hati tak dapat didustai. Tapi jika itu memang harus terjadi suatu kebijakan serius harus terfikir, bahwasanya mungkin dengan menjauh dapat menghilangkan perasaannya dan pada akhirnya jika mereka berlanjut tak akan melukai hati satu sama lain. Hal itu membuat Anisa jadi cukup menutup hati dengan laki-laki lain. Anisa masih saja memikirkan perasaan Bastian bila ia menjalin kedekatan dengan laki-laki lain. Tapi apalagi yang harus ia tunggu, mereka sudah tidak cocok dari hal yang dasar saja. Itu semua karena bayangan Bastian tidak semudah itu hilang dari benaknya dengan sekejap waktu. Untuk menerima pengganti Bastian dalam hatinya cukup sulit di lakukannya. Dan dia membuat motivasi sendiri dalam dirinya bahwa jika memang dialah orang yang tepat untuknya kelak akan dipertemukan kembali dengan waktu dan keadaan yang tepat pula. Karena Allah tidak akan salah memasangkan dan tidak akan tertukar tulang rusuk pasangannya kelak untuk dirinya. Anisa ingin sekali merelakan rasa itu pergi, namun sangat sukar sekali ia lakukan dan menghempaskannya begitu saja. Rasa itu telah jauh tertanam dalam di lubuk hatinya, sehingga susah sekali untuk mencabut dan menghilangkan rasa yang tertancap cukup lama di hati. Ohh, itu sungguh memerangi jiwa yang bertolak pada perasaan. Tapi itulah yang harus dilakukan, karena Anisa tak mungkin menerima kehadiran Bastian begitu saja untuk menjadi kekasih hatinya. Dia juga harus memikirkan keluarganya, dan larangan-larangan islam lainnya jika ia bersamanya. Itu hanya dapat terwujud bila Bastian bersedia menjadi seorang muallaf namun itu suatu kemustahilan yang amat besar. Karena tidak mungkin seorang anak mengkhiantai orang tuanya sendiri, dan mengkhianati keluarganya. Semua itu karena cinta, cintalah yang membuat mereka berperang dengan diri mereka dan perasaan mereka sendiri. Tapi itulah kehendak Allah, Allah telah memberikan rasa itu pada mereka, namun kebijakan merekalah yang harus mampu mengalahkan rasa yang tertanam cukup dalam itu. Sebenarnya dengan sikap mereka yang saling menjauhi membuat mereka tersiksa batin dan perasaan, Anisa selalu merudung pada kegalauannya dan memandangi poto sang pria yang telah melabuhkan cinta di hatinya. Begitu juga dengan Bastian, ia juga tak bisa berlarut berperang dengan rasa. Ia sangat merindukan sang gadis pujaannya itu. Namun, rasa itu harus terelakan walau jiwa dan hati tak sanggup menerimanya. Semua itu demi kebaikan mereka masing-masing.








6

D
engan sikap Anisa yang terkesan menjauh membuat Bastian merasa sedikit tersinggung akan sikapnya yang demikian kepadanya. Anisa cukup menjauh darinya. Namun seketika hatinya tersadar bahwa mungkin Anisa memang sengaja menjauhinya untuk tidak berlarut dalam perasaan cinta mereka yang kelak nantinya akan saling menyakiti karena pasti dengan perbedaan mereka membuat hubungan cinta mereka tidak akan bertahan lama dan akan kandas pastinya. Kedua insan ini mulai mengerti satu sama lain, dan mencoba merelakan rasa yang dimiliki dengan tujuan yang terbaik. Jika mereka memang jodoh pasti akan di pertemukan kembali dengan momen dan keadaan yang indah dan tepat nantinya. Kemudian Bastian berniat menghubungi Anisa dan mengajaknya untuk bertemu dan membicarakan semuanya dengan baik-baik sehingga hati terbebas dengan perasaan yang lega dan bebas dari kepiluan yang berkepanjangan nantinya. Anisa terkejut tiba-tiba ponselnya bordering dan dilihatnya nama Bastian terpampang di ponselnya. Dia sangatlah terkejut karena sudah cukup lama mereka hilang kontak dan tidak saling menghubungi. Lalu dengan segera Anisa mengangkat ponselnya yang tengah bordering dan dengan gugup kata HALO terlontar dari bibirnya. Lalu Bastian mengatakanbahwa Ia sangat ingin menemuinya di taman kota sekarang. Dengan segera keduanya bergegas kesana, dan sampainya disana tidak seorang pun berada disana. Anisa merasa sangat marah dan beranggaan bahwa ia telah di perdaya dan dipermainkan perasaannya. Namun anggapannya sungguhlah salah, Bastian sudah berada disana lebih dulu sebelum ia datang. Dan memanggil Anisa dengan teriakan lembut dari belakang ketika Anisa berniat meninggalkan tempat itu. Anisa pun menoleh ke belakang dan tanpa ekspresi dia terperangah sesaat. Mereka sangat senang bisa berjumpa lagi setelah sudah cukup lama berpisah. Mereka saling berpandangan dan berjabat tangan. Suasana kala itu banyak dihabiskan dengan keheningan dan tatapan-tatapan antara keduanya dan senyuman-senyuman kecil. Disaat itulah Bastian menyatakan perasaannya yang sebenarnya terhadap Anisa bahwa ia benar-benar mencintainya dan tak dapat seorang pun menggantikan sosok dirinya di lubuk hati terdalam. Dia berkata bahwa apapun jawaban yang akan terlontar dari Anisa akan tetap diterimanya dengan lapang dada. Karena ia mengaku tak bisa memendam perasaan cintanya dalam bayangan-bayangan tali kasih. Anisa hanya terpaku diam dan membisu, ia tak dapat membohongi perasaannya sendiri. Bohong sekali jika ia bicara bahwa ia tak mencintai Bastian. Dengan saling bertatap muka, mereka tak kuasa menahan air mata dari pelupuk mata. Yang semula berkaca-kaca, air mata tak kuasa tertahan dan terjatuh. Anisa menangis dan Bastian memeluk erat Anisa sambil mengelus-elus rambut sang gadis pujaannya itu. Bastian dengan lembut mengatakan bahwa, “ aku tau perbedaan yang kita miliki, tapi itulah landasan dari segalanya, aku juga tak bisa menolak perasaan ini. Inilah perasaan cintaku, tapi memang ini keputusan yang sulit, sudah cukup lama aku memendam rasa ini tapi jiwaku tak mampu, aku akui bahwa aku memang bukanlah yang terbaik dari yang terbaik. Aku yakin kelak kamu akan mendapatkan cinta lagi yang sejatinya untukmu, aku akan merelakan rasa ini berdiam diri tak berpindah kelain arah dan tetap berada padamu.” Itulah kata-kata yang terucap dari bibir Bastian dengan tertatih ia lontarkan. Anisa hanya mengangguk-angguk saja tanpa bisa berkata apa-apa karena ia begitu mencintainya. Namun mereka keduanya telah ikhlas merelakan rasa cinta mereka untuk tetap abadi dan tak terganti tanpa adanya perpisahan yang menimbulkan saling menyakiti dan kepiluan yang berkepanjangan. Kini mereka tetap berteman dekat selayaknya kakak adik, karena mereka sudah saling mengerti satu sama lain. Dan mereka kini menantikan seseorang yang menjadi penghujung harapan cintanya masing-masing dengan perasaan ikhlas dan tanpa memendam rasa cinta yang terdalam dari cinta sebelumnya




7

I
tulah keputusan bijak yang dilakukan oleh keduanya, kini mereka dengan tulus melepas dan merelakan keduanya dan menanti sang sandaran hidupnya yang kelak kekal bersanding bersamanya di penghujung harapan. Tahun berganti bulan, bulan berganti minggu, minggu berganti hari, hari berganti jam, jam berganti menit dan menit pun berganti detik.Akhirnya Anisa lulus juga dari studinya di kampus dan wisuda. Hari penantian yang sangat dinantikan oleh semua para mahasiswa di dunia. Kini Anisa lebih disibukkan dengan karirnya dia adalah seorang guru bahasa inggris di salah satu sekolah menengah atas di kota Surabaya, selain sebagai seorang guru, Anisa juga seorang penulis novel-novel serta majalah inspirasi yang tengah naik daun, dan ia juga memiliki bisnis butik di rumahnya, selain itu ia juga memiliki gallery art yang menjual berbagai lukisan-lukisan indah hasil karya tangannya sendiri dan berbagai karya kerajinan tangan lainnya. Sekarang, Anisa yang dulu bukan apa-apa, kini menjelma menjadi seorang wanita tangguh yang disibukkan dengan berbagai macam karirnya yang memang dilibatkannya bakat dan keahlian yang dimilikinya sejak kecil untuk ambil andil mensukseskan bisnisnya. Selain itu, ia juga memiliki usaha dibidang kuliner, usaha yang digelutinya itu ia impikan sejak ia masih kuliah dulu. Ketika kuliah dulu, ia pernah mengimpikan untuk memiliki sebuah restaurant yang menyajikan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, yakni ia membuka restaurant Anisa’s Paradise yang menyajikan makanan special utama yaitu nasi goreng surga dan nasi goreng neraka. Nasi goreng surga neraka ini sebenarnya tidak cukup jauh berbeda dengan nasi goreng pada umumnya. Dengan makan nasi goreng surga, kita akan merasakan nikmatnya yang begitu nikmat karena dengan cita rasa nasi goreng dengan lelehan saus nanas dan madu yang begitu menggiurkan selera. Dan nasi goreng neraka, kita di beri berbagai varian rasa yakni sambal cabe hijau ekstra pedas, sambal cabe merah ekstra panas dan sambal saus tomat extraordinary. Karena rasanya yang begitu menggelegar maka itulah yang manggambarkan dan menganalogikan penggambaran indahnya surge dan panasnya neraka. Ide itu ia dapatkan ketika ia mengerjakan dan menyelesaikan tugas kewirausahaan dulu ketika kuliah. Kini impiannya yang dulu hanyalah angan-angan semata kini dapat diwujudkannya dalam bentuk kenyataan dengan berbekal modal dari hasil-hasil bisnisnya terdahulu.


8

 A
khirnya Sang Pencipta sudah membuat rencana yang begitu indah, Anisa dipertemukan dengan jodohnya. Karena kesibukannya setiap hari dalam karirnya ia tak pernah memikirkan tentang asmaranya. Namun, seorang pria datang kepada keluarganya dan meminta izin untuk kenal lebih jauh dengan putri mereka. Anisa juga tidak terlalu menutup diri, ia menerima pendekatan dari pria itu dan mereka menjalin hubungan untuk lebih mengenal satu sama lain yang tak lain disebut Ta’arufan. Entah apa yang membuat pria itu tertarik dengan sosok Anisa. Entah daya magnet sekuat apakah sehingga mampu membuatnya jatuh hati kepada Anisa. Itulah kehendak dan rencana Sang Maha Kuasa, tak akan ada yang pernah tahu kapan terjadi dan kapan akan berakhir. Itulah suatu rahasia ilahi Sang Maha Agung Maha Besar Maha Pemilik Segalanya Allah SWT. Pria itu bernama Ihsan Pratama, dia adalah seorang Dokter muda yang bekerja di salah satu Rumah Sakit ternama di kota Surabaya. Dan waktu tak terasa berlalu begitu saja secara singkat, akhirnya mereka yang sudah saling menjalin kedekatan bersepakat untuk hidup bahagia bersama menjalin bahtera rumah tangga. Akhirnya, Anisa telah menemukan pendamping hidupnya, setelah sekian lama terpuruk dalam kepiluan cinta sebelumnya. Kepiluan-kepiluan itu sudah terganti dengan apa yang dimilikinya saat ini, kini kebahagiaan datang menghampirinya dan pasangan yang bersanding dengannya telah didatangkan oleh Sang Pencipta tanpa diduga dan disadari sebelumnya. Semua itu sudah diatur dan sudah tersirat dalam suratan takdir. Kini Anisa merasa sangat bahagia, apa yang diharapkannya dan apa yang terucap dan tersebut dalam lantunan doa-doa sucinya sepanjang hari terkabulkan dan di satukan dengan cinta terakhir yang menjadi tumpuan sandaran puncak hidupnya di Penghujung Harapan yang indah.

Sekian


RIWAYAT PENULIS





Penulis dari novel ini adalah seorang mahasiswi Universitas Islam Indragiri Tembilahan. Dia adalah salah satu Mahasiswi Semester 5 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan Bahasa Inggris. Dia adalah gadis berdarah jawa, dia lahir pada tanggal 9 Oktober 1996, The Sunrise of Java yaitu di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. menurutnya kata-kata adalah bagian dari kehidupan. Oleh karena itu sebuah khayalan-khayalan akan jauh lebih indah jika di wujudkan dalam bentuk tulisan yang yang terdengar indah.